Teori Produksi

Produksi merupakan kegiatan paling penting dalam roda perekonomian. Bayangkan, tanpa adanya produk, otomatis tidak ada distribusi dan konsumsi. Jadi, faktor produksi inilah yang menjadi hal yang penting bagi perekonomian. Berdasarkan teori produksi secara umum, hal yang dibutuhkan yakni faktor produksi dari alam, modal, kemampuan, dan tenaga kerja.

Pengertian Faktor Produksi

Secara umum, faktor produksi merupakan suatu proses atau barang yang dimanfaatkan guna diperjual belikan. Dari sinilah diperoleh nilai jual produk berupa barang dan jasa. Sebenarnya, semua barang memiliki faktor produksi yang berbeda. Misalnya, benda yang memperlancar proses produksi dari suatu usaha.

Dapat dianalogikan bahwa produksi harus mencakup nilai guna dari buku. Buku ini tidak akan bermanfaat tanpa adanya bahan mentah yakni kertas, lem, dan lainnya. Di samping itu, buku tidak dapat tercipta tanpa ada modal dan tenaga kerja.

Dampak negatif yang diperoleh adalah tidak adanya produk maupun jasa yang dihasilkan dari proses produksi, sehingga terjadi kemacetan. Ujung-ujungnya, usaha akan memeroleh kerugian. Bahkan, dalam beberapa kasus perusahaan mengalami gulung tikar.

Fungsi Produksi

Jadi, faktor produksi yang termasuk input sedangkan hasilnya adalah output ini harus ada hubungan teknik yang dinamakan fungsi produksi. Hal ini merupakan suatu rumusan yang menunjukkan jumlah barang hasil produksi tergantung dari jumlah faktor produksi yang dimanfaatkan.

Maksudnya, fungsi produksi akan menunjukkan hubungan input dengan output. Hasilnya adalah kombinasi rumus tersebut yang mendukung teori produksi, yakni:

  1. Q : Quantity, yakni jumlah barang yang dihasilkan.
  2. f : function, sebagai simbol persamaan.
  3. R : Resources, sebagai simbol kekayaan alam.
  4. L : labour, yakni sumber daya manusia atau tenaga kerja.
  5. C : capital, merupakan modal.
  6. T : technology, yaitu teknologi.

Penerapan rumus ini biasanya diterapkan dalam produksi sebuah tas. Proses produksinya dilakukan tidak hanya dengan satu cara, sebab ada berbagai kombinasi input sama. Jika salah satu kombinasi input diubah, maka otomatis perolehan hasil juga berubah.

Teori Produksi

Sama seperti ilmu pengetahuan lainnya, kegiatan produksi juga memiliki teori produksi. Dalam masyarakat lebih populer dengan Law of Diminishing Return atau terjemahannya Hukum Pertambahan Hasil Semakin Berkurang.

Teori produksi pertama kali dikemukakan David Ricardo dalam buku yang bertajuk “Principle of Political Economic Taxation”. Hukum tambahan hasil dimaksudkan untuk menjelaskan tentang hubungan tingkat poduksi, sifat pokok, agar dapat terwujudnya produksi tersebut.

Pernyataan dari teori produksi yang semakin berkurang ini yakni ‘Jika faktor produksi dapat diubah jumlahnya dalam tenaga kerja secara terus menerus dan ditambahkan satu unit, maka awal mula produksi total akan mengalami pertambahan signifikan. Tetapi, ketika mencapai tingkat tertentu, produksi tambahan akan makin berkurang dan berakhir negatif.’

Melalui teori produksinya tersebut, Ricardo juga menyampaikan ketika unit input yang berjumlah sama bertambah secara terus-menerus, sedangkan input yang lainnya berjumlah tetap, dampaknya mula-mula terlihat pada penambahan output yang lebih dari proporsional. Pada titik tertentu, hasil yang diperoleh akan semakin berkurang alias diminishing returns.

Contoh konkritnya pada, situasi perluasan produk pertanian, bisa dilakukan penambahan faktor produksi dari tenaga kerja. Tujuannya untuk penggarapan sebidang tanah, hingga didapatkan peningkatan hasil. Peningkatan hasil lambat laun terus berjalan sampai kombinasi dari faktor-faktor produksi ditemukan paling tepat.

Terutama ketika pertemuan waktu diperoleh suatu tambahan hasil tertinggi. Apabila telah tercapai, diprediksikan penambahan tenaga kerja selanjutnya akan menurun. Bahkan, sama sekali tidak memberikan hasil alias negatif.

Tujuan-Tujuan Faktor Produksi

Produsen memahami bahwa faktor produksi menjadi hal paling penting dalam pembangunan usaha. Pasalnya, terdapat tujuan tertentu yang hendak dicapai, seperti berikut ini.

1. Melancarkan Produksi

Pertama, hendaknya memperlancar produksi pada produk maupun jasa. Hampir semua prasarana berikut merupakan sarana yang sudah disediakan. Tidak terbatas pada produksi barang saja, adapula proses pemasaran, manajemen perusahaan, dan penggalangan dana untuk modal. Dari sinilah faktor produksi wajib lengkap dan tersedia.

2. Memberikan Keuntungan Perusahaan

Tujuan kedua guna, yaitu untuk memberikan keuntungan bagi perusahaan. Hal tersebut sangat jelas mengingat bahwa faktor produksi yang telah berjalan sudah sangat baik. Dilihat dari produk dan jasa yang dihasilkan pun bagus.

Apabila dipasarkan, produk dan jasa ini laku akan keras di pasaran. Tentunya, pihak produsen akan memeroleh keuntungan yang fantastis. Alhasil, hal ini dapat menjadi modal peningkatkan bisnis termasuk dengan pengembangkan faktor produksi berikutnya.

3. Produk Sesuai Harapan

Pepatah yang mengatakan “Pembeli adalah raja” merupakan kebenaran. Hal tersebut juga diakui oleh tujuan faktor produksi yang harus sesuai ekspektasi konsumen. Baik itu dipandang dari segi kuantitas maupun kualitas produk.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa faktor produksi ini harus bermutu tinggi dan lengkap. Apabila tidak sesuai ekspektasi konsumen, maka dapat dipastikan produk akan terhempas dari pasaran. Minimal produk yang dihasilkan dapat berguna untuk hidup mereka.

Tujuan-tujuan dari faktor produksi tersebut biasanya masuk menjadi rencana perusahaan. Selain itu, wajib diketahui sarana yang membuat produk berdasarkan target pasar atau konsumen. Manajemen perusahaan pun harus mengarahkan faktor produksi ke dalam titik prioritas, sesuai permintaan pasar tertinggi. Sehingga, kepuasan pun datang dan berimbas positif menjadi peningkatan penjualan produk.

Empat Jenis Faktor Produksi

Mengembangkan badan usaha perlu adanya faktor produksi yang bagus dan berjalan dengan sangat baik. Jadi, dibuatlah sebuah pemetaan dalam beberapa jenis yang hendak ada dalam sebuah proses pembuatan produk.

1. Faktor Sumber Daya Alam

Sumber daya alam menjadi faktor utama yang dikategorikan sebagai bahan-bahan mentah pembuatan produk. Dari bahan tersebut akan melalui proses pengolahan, hingga menjadi barang maupun jasa yang akan disebarkan kepada konsumen.

Adapun sumber daya alam tidak dapat diperbaharui dan hal yang menjadi faktor antara lain seperti air, dan udara. Sementara itu, ada sumber daya yang dapat diperbarui, seperti bahan dari hewan dan tumbuhan. Bahan dasar dari sumber daya alam selalu laris dari pembelinya adalah kulit dari hewan

2. Sumber Daya Manusia

Perusahaan tidak dapat berjalan tanpa adanya sumber daya manusia. Sebab, sesuatu hal tidak bisa disulap menjadi bahan mentah atau setengah jadi dan berubah menjadi produk tanpa adanya campur tangan manusia, hehe. Jadi, tidak ada perusahaan yang tidak mempekerjakan satupun manusia di dalamnya.

Terlebih lagi, perusahaan yang berkompetisi bagus untuk pengolahan produk. Sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan alat akan sangat dibutuhkan. Jadi, faktor kedua ini disinyalir sebagai faktor terpenting pada proses produksi.

3. Faktor Modal

Perusahaan juga tidak dapat berjalan tanpa modal awal, meskipun bahan-bahan baku dan sumber daya manusia telah tersedia. Ketika membuat sebuah produk, pasti akan memerlukan modal produksi. Misalnya, untuk mendapatkan alat produksi, operasional perusahaan, dan gaji tenaga kerja yang diatur dalam ketenagakerjaan. Oleh karena itu, modal termasuk menjadi salah satu faktor produksi.

4. Faktor Kewirausahaan

Ada juga faktor kewirausahaan atau manajemen sebagai penentu dari suksesnya sebuah produksi. Artinya, harus ada jiwa kewirausahaan dalam dalam diri seseorang meliputi teknik, perencanaan, strategi, pengendalian dan lainnya.

Perlu diingat, seseorang ketika akan membuat sebuah produk dan memiliki ketersediaan bahan mentah, berikut modal dan tenaga kerja, maka akan dibutuhkan strategi, perencanaan, pengendalian dan pengawasan. Tujuannya, agar hasil yang didapat benar-benar memuaskan dan laris ketika memasuki pasar.

Leave a Comment