Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah intrumen negara yang sangat penting. Dengan adanya kedua jenis kebijakan tersebut, perekonomian di Indonesia dapat diusahakan sebaik-baiknya. Tahukah Anda tentang kedua kebijakan tersebut? Kita akan mengupas tuntas pada artikel berikut ini.
Pengertian Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal
Sebelum membahas lebih lanjut tentang dua kebijakan yang sangat vital ini, alangkah baiknya bagi Anda untuk memahami definisinya terlebih dahulu. Kedua istilah kebijakan ini memiliki arti yang sama sekali berbeda, pengertiannya adalah:
1. Kebijakan Moneter
Dari namanya saja pasti Anda sudah menebak bahwa kebijakan ini berkaitan dengan segala hal tentang uang dan keuangan. Segala hal yang dilakukan kebijakan moneter ini adalah lembaga independen bank sentral yakni Bank Indonesia.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang satu ini memiliki arti tentang pengelolaan anggaran yang dilakukan oleh pemerintah, guna mengendalikan roda perekonomian yang ada. Tentang diolahnya anggaran tersebut, bisa berupa pengelolaan pengeluaran dan juga penetapan pajak.
Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Bahasan pertama adalah membahas tentang kebijakan moneter. Kebijakan ini memiliki beberapa jenis yang antara lain digolongkan sebagai berikut:
1. Kebijakan Ekspansif
Ini adalah kebijakan yang fungsinya memperluas peredaran uang. Biasanya, ini dilakukan agar termotivasinya gairah ekonomi pada suatu negara. Hal ini disebabkan banyaknya uang yang beredar, sebanding dengan keinginan masyarakat menggunakan uangnya. Dengan begini, roda perekonomian akan berjalan karena perusahaan akan produktif.
2. Kebijakan Kontraktif
Kebalikan dari kebijakan moneter yang sebelumnya, kebijakan ini bertujuan untuk mengurangi jumlah uang yang beredar. Hal ini dilakukan apabila uang yang beredar pada tahap yang tidak aman atau terlalu berlebihan. Terlalu banyak uang yang beredar akan membuat inflasi. Inflasi akan membuat roda perekonomian terhambat.
Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal
Lalu bagaimanakah dengan jenis kebijakan fiskal? Ada juga jenisnya, loh! Antara lain yakni:
1. Kebijakan Seimbang
Jenis kebijakan fiskal yang satu ini adalah hasil dari penyeimbangan dari dua indikator, yakni indikator pendapatan negara dan indikator pengeluaran negara. Dengan kebijakan yang satu ini, pemerintah tidak perlu meminjam uang ke negara lain. Tetapi kebijakan ini diterapkan sesuai dengan situasi dan kondisi, karena ketika menerapkan kebijakan yang satu ini, maka pengeluaran akan terbatas.
2. Kebijakan Surplus
Umumnya, jenis kebijakan ini jarang diterapkan. Hal ini karena adanya surplus dari antara pendapatan dengan pengeluaran yang dinilai tidak perlu dibandingkan dengan didorongnya perekonomian negara. Meskipun demikian, kebijakan yang satu ini dapat dengan baik diterapkan, ketika suatu negara mengalami inflasi besar-besaran.
3. Kebijakan Defisit
Jika ditinjau dari realitanya, maka kebijakan satu inilah yang paling banyak diterapkan. Ini adalah keadaan yang pengeluaran negaranya lebih besar dibandingkan dengan pendapatan. Untuk menutupi kekurangan dana tersebut, biasanya pemerintah akan meminjam dana ke negara lain.
Hal ini bisa menjadi hal yang membahayakan, apabila tidak diperhitungkan dengan seksama. Bisa-bisa, negara kita akan berada di titik bawah dan tidak sanggup untuk membayar utang negara. Menyeramkan sekali bukan?
4. Kebijakan Dinamis
Jenis kebijakan fiskal yang terakhir adalah kebijakan dinamis. Ini adalah kebijakan yang penerapannya sangat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi. Misalnya, pada keadaan normal pemerintah menerapkan kebijakan seperti pada poin satu. Setelah berjalannya waktu, kemudian mengubahnya menjadi kebijakan defisit.
Contoh Kebijakan Moneter yang Harus Anda Ketahui
Untuk memahami lebih dalam lagi, artikel ini akan menjadi media yang pas. Berikut ini adalah contoh kebijakan moneter yang bisa membantu Anda memahami tentang konsep kebijakan moneter dan kebijakan fiskal dengan baik, contoh atau instrumen kebijakan moneter antara lain adalah sebagai berikut:
1. Operasi Pasar Terbuka
Kebijakan yang satu ini dilakukan oleh BI sebagai pelaksana kebijakan moneter dengan cara menjual aset atau membeli surat berharga yang ada. Tujuan dilakukannya ini adalah untuk mengurangi banyaknya uang yang beredar penyebab inflasi.
2. Diskonto
Diskonto adalah kebijakan memainkan suku bunga, dinaikkan ataupun diturunkan. Jika uang yang beredar sudah berlebihan, maka BI akan menaikan suku bunga supaya orang-orang berbondong-bondong untuk menabungkan uangnya ke bank.
3. Cadangan Kas
Ini adalah kebijakan yang dibuat BI kepada bank-bank lainnya, dengan cara menaikkan atau menurunkan cadangan kas yang dimiliki bank umum. Tujuannya untuk mengatasi inflasi, tentunya jika sudah banyak uang yang beredar, maka cadangan kas atau cash ratio akan dinaikkan.
4. Kredit Ketat
Pada tahap ini sudah diberikan kepada bank umum dan yang untuk diberikan harus melalui persyaratan. Persyaratan yang dibuat tersebut adalah prinsip 5c. Prinsip tersebut antara lain:
- Character
- Collateral
- Capabillity
- Capital
- Condition of Economy
Umumnya, kebijakan kredit tetap dengan syarat 5c ini, jika terdapat gejala terjadinya inflasi. Bank Indonesia akan menyelamatkan perekonomian dengan salah satu instrumen kebijakan yang satu ini.
5. Dorongan Moral
Bukan hanya kebijakan yang sifatnya teknis saja, tetapi berupa dorongan moral juga dilakukan oleh Bank Indonesia. Bentuk-bentuk dorongan moral tersebut antara lain adalah:
- Pidato yang berupa imbauan, ajakan, motivasi, serta larangan.
- Surat edaran yang berisi serupa.
- Pengumuman.
- Dan sebagainya.
Contoh Kebijakan Fiskal yang Harus Anda Ketahui
Bagaimana dengan contoh dari instrumen kebijakan fiskal? Contohnya juga banyak, antara lain:
1. Mewajibkan Nomor Pokok Wajib Pajak atau NPWP
Ini dapat dilakukan untuk membuat masyarakat taat dan terdata dalam pembayaran pajak. Dengan taatnya membayar pajak, maka pendapatan negara akan meningkat dan inflasi dapat diatasi.
2. Penghematan Pengeluaran Negara
Saat inflasi, jumlah uang yang beredar sangat banyak. Ini menyebabkan kekacauan dalam bidang perekonomian. Maka dari itu, pemerintah memiliki kebijakan fiskal yang bisa dilakukan dengan cara menghemat pengeluaran negara. Dengan begitu, uang yang beredar di masyarakat tidak akan semakin banyak tentunya.
3. Menaikan Jumlah Pajak
Langkah ini juga bisa dilakukan untuk meratakan pendapatan dan menambah anggaran serta mengatasi inflasi. Dengan jumlah pajak yang naik, maka uang yang harus dibayarkan oleh wajib pajak tentunya akan meningkat. Kebijakan ini akan baik, jika pemerintah mempertimbangkan siapa saja yang dikenakan pajak supaya tidak membebani rakyat.
4. Membuat Jenis Pajak Baru
Ini juga bisa dilakukan oleh pemerintah dalam membuat kebijakan fiskal. Pemerintah dapat menetapkan jenis pajak baru, sehingga kas negara dapat bertambah dan berbagai permasalahan perekonomian dapat teratasi.
5. Pengeluaran Obligasi Pemerintah
Contoh terakhir adalah pengeluaran obligasi pemerintah yang digunakan untuk melakukan pinjaman negara. Ini juga merupakan kebijakan fiskal yang biasanya dilakukan oleh pemerintah.
Kini, Anda pasti sudah paham bahwa keduanya memiliki peran masing-masing dan dalam bidangnya masing-masing. Meskipun begitu, keduanya sangat penting dalam perekonomian negara, karena mampu mengatasi berbagai permasalahan perekonomian, khususnya inflasi.
Kebijakan moneter dan kebijakan fiskal adalah dua jenis kebijakan yang berbeda, moneter di bidang keuangan, sedangkan fiskal yang sifatnya teknis dan lain sebagainya. Dengan memahami keduanya, Anda bisa mengambil peran penting dan memahami mengapa pemerintah mengeluarkan kebijakan tertentu.