Jurnal Penerimaan Kas

Pernahkah Anda mendengar tentang jurnal penerimaan kas? Jika Anda adalah orang yang bekerja pada suatu perusahaan, khususnya bagian keuangan pasti tidak asing dengan istilah satu ini. Jurnal sih memang secara sederhananya catatan ya. Tapi bagaimana dengan istilah ini? Sabar dulu, karena Anda akan segera menerima jawabannya kok hehehe.

Pada artikel ini Anda juga tidak akan hanya membahas tentang sebatas pengertiannya saja, lho! Anda juga akan mengupas tentang fungsinya, cara pengerjaannya, dan contohnya supaya Anda semakin paham. Oleh karena itu, bacalah artikel menarik satu ini dari awal hingga akhir, ya!

Pengertian Jurnal Penerimaan Kas

Dalam ilmu akuntansi, pastinya dikenal istilah jurnal penerimaan kas. Istilah ini merujuk pada sebuah catatan yang isinya adalah pencatatan berbagai transaksi yang ada di perusahaan yang ada kaitannya dengan penerimaan kas. Maksud dari penerimaan kas adalah adanya transaksi tersebut membuat bertambahnya kas yang dimilikinya. Jadi yang dimasukkan ke dalam jurnal ini adalah transaksi yang hanya menambah kas saja.

Berbagai contoh transaksi tersebut misalnya adalah ketika ada transfer payment dari perusahaan lain, giro bilyet, cek, penerimaan tunai, dan bisa juga berupa penyetoran dari debitur. Transaksi tersebutlah yang nantinya masuk dalam jurnal penerimaan kas.

Fungsi dari Adanya Jurnal Penerimaan Kas

Ini merupakan catatan atau jurnal khusus yang sengaja dibuat untuk berbagai transaksi yang berhubungan dengan bertambahnya kas. Hal ini adalah hal yang wajar karena umumnya perusahaan atau badan usaha selalu mencatat transaksi dan buktinya untuk berbagai kepentingan. Lalu, apakah fungsi dari jurnal yang satu ini? Antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui bahwa ada kas masuk dari berbagai penjualan produk yang dilakukan secara tunai.
  2. Untuk mengetahui bahwa kas bertambah karena adanya tambahan modal yang diberikan oleh pemilik modal yang diberikan secara cash.
  3. Jadi mengetahui bahwa ada pembayaran piutang sehingga kas juga bertambah.
  4. Mengetahui bahwa ada penerimaan atas pendapatan lain. Contoh dari pendapatan lain ini adalah sewa yang dibayarkan secara tunai atau cash.
  5. Untuk mengetahui bahwa ada pertambahan kas dari penerimaan pinjaman dari lembaga jasa keuangan atau bank.
  6. Untuk mengetahui seberapa banyak kas yang didapatkan. Ini dapat dilihat pada akhir periode di periode tertentu.
  7. Untuk mengetahui pendapatan total suatu penjualan dan berbagai transaksi.
  8. Dan lain sebagainya.

Bentuk dari Jurnal Penerimaan Kas

Sebenarnya, jenis jurnal ini tidak mempunyai template paten yang harus selalu digunakan ketika membuat jurnal satu ini. Tetapi, ada template yang umumnya digunakan oleh para perusahaan dagang dalam penyusunan siklus akutansinya. Bentuknya sederhana saja, yakni berupa kolom yang terdapat enam komponen antara lain:

1. Tanggal

Fungsinya adalah untuk mencatat kapan transaksi tersebut terjadi. Ini sangat penting karena berupa bukti yang penting jika terjadi kesalahan di masa mendatang. Tanggalnya sendiri bisa ditulis secara lengkap atau mungkin hanya berupa tanggal dan bulan saja tanpa tahun. Hal ini disebabkan umumnya jurnal ini dibuat per bulan, sehingga judul tahun sudah ada di atas jurnalnya.

2. Nomor Bukti Transaksi

Nomor bukti transaksi biasanya adalah berbentuk faktur penjualan. Penting sekali mencatat nomor ini untuk bukti transaksi.

3. Keterangan

Ini adalah keterangan tambahan yang diperlukan untuk memperjelas penerimaan kas yang didapatkan. Anda bisa menuliskan apa saja yang dirasa penting. Umumnya, ini ditulis nama toko atau orang yang bertransaksi dengan persusahaan yang bersangkutan.

4. Ref

Ref adalah singkatan dari referensi. Ini kaitannya adalah dengan tanda yang hubungannya memosting berbagai transaksi ke buku besar yang umumnya dibuat oleh perusahaan. Kolom ini juga bisa dikosongkan apabila memang tak ada nomor referensi yang dibuat.

5. Debet

Tentu saja kolom debet ini adalah untuk mencatat sejumlah uang yang masuk ke dalam debet. Kemudian kolom satu ini dibagi menjadi dua lagi yakni kas dan juga potongan penjualan.

6. Kredit

Sedangkan, kolom kredit untuk mencatat transaksi sejumlah uang yang masuk dalam kredit. Untuk kredit sendiri, kemudian kolomnya dibagi menjadi tiga lagi yakni piutang dagang, penjualan, dan juga serba-serbi. Pada akhir jurnal penerimaan kas, baik sisi debet maupun kredit, haruslah seimbang atau balance. Di keadaan seperti itulah artinya jurnal yang Anda buat sudah benar dan tidak ada yang salah.

Cara dan Contoh Membuat Jurnal Penerimaan Kas

Untuk lebih memahami ini, akan lebih mudah jika Anda memerhatikan cara pembuatannya melalui contoh. Cara dan contoh dari jurnal penerimaan kas ini antara lain adalah sebagai berikut:

Ada sebuah perusahaan dagang bernama UD Mekarsari yang akan membuat jurnal penerimaan kas atas penerimaan yang didapatkan pada bulan Maret 2020. Beberapa transaksi yang ada pada bulan itu antara lain adalah sebagai berikut:

  1. Pada tanggal 12 Maret 2020 UD Mekarsari menerima pembayaran atas piutang dagang yang dilakukan oleh Toko Sanjaya. Besarnya piutang yang dilunasi tersebut adalah Rp 2.131.000.
  2. Pada tanggal 20 Maret 2020 UD Mekarsari mendapatkan uang tunai atas pembayaran dagangan yang dibeli pelanggan dari Toko Sinan sebesar Rp. 2.213.000.
  3. Pada tanggal 20 Maret 2020, UD Mekarsari melakukan pembelian barang dari Toko Rizki sebesar Rp 7.540.000.
  4. Tanggal 29 Maret 2020, UD Mekarsari mengembalikan beberapa barang yang tidak sesuai dengan sejumlah Rp 2.320.000.

Setelah mengetahui berbagai transaksi di atas, buatlah jurnal penerimaan kas UD Mekarsari di bulan Maret 2020!

UD Mekarsari

Jurnal Penerimaan Kas

Maret 2020

 

Tanggal Keterangan Ref Debit Kredit
Kas Potongan penjualan Piutang dagang Penjualan Serba serbi
ref akun jumlah
12 Maret Toko Sanjaya Rp 2.131.000 Rp 2.131.000
20 Maret Toko Sinan Rp 2.213.000 Rp 2.213.000
29 Maret Toko Rizki Rp 2.320.000 Retur.pem. Rp 2.320.000
Jumlah Rp 6.664.000 Rp 6.664.000
  1. Transaksi yang ada di tanggal 12 Maret adalah pelunasan piutang, maka dari itu saldo kasnya menjadi bertambah. Untuk seimbang, maka pada saldo piutang berkurang maka angkanya menjadi sama.
  2. Pada transaksi yang terjadi di tanggal 20 Maret ada penambahan uang kas dari Toko Sinan sebesar Rp 2.213.000, maka dimasukkan dalam kolom debit kas dan masuk dalam kolom kredit penjualan agar seimbang.
  3. Anda pasti bertanya mengapa transaksi di tanggal 20 Maret dari Toko Rizki tidak dimasukkan? Hal itu karena akan mengurangi kas, sehingga tidak tepat jika dimasukkan dalam jurnal ini. Ini akan lebih pas jika masuk dalam jurnal yang bernama jurnal pengeluaran kas.
  4. Pada tanggal 29 Maret, adalah retur pembelian. Uangnya dikembalikan karena terdapat kecacatan barang. Oleh karena itu, uangnya jadi bertambah yakni sebesar Rp 2.320.000.

Dengan memahami cara pembuatan jurnal penerimaan di atas, tentu Anda kini Anda paham, bukan? Sangat mudah jika Anda memahami bagian mana yang masuk debet dan kredit. Semoga dengan adanya artikel ini, Anda sekalian dapat memahami dengan baik atas baik mulai dari pengertian hingga cara membuat jurnal penerimaan kas. Semoga artikel ini dapat bermanfaat, ya!

Leave a Comment