Apakah Anda pernah mendengar mengenai pasar monopolistik? Jenis pasar tersebut merupakan jenis pasar yang mudah untuk dipelajari, karena dekat dengan kehidupan sehari-hari. Jika Anda melihat iklan di televisi yang menjual berbagai produk, biasanya produk tersebut merupakan contoh dari barang yang dijual dalam pasar ini.
Pasar yang biasa disebut sebagai pasar persaingan monopolistik ini, yaitu bentuk pasar yang terdapat banyak produsen, bahkan jumlahnya tidak terbatas. Produk-produk yang dijual sangat banyak, umumnya merupakan barang yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, sabun mandi, pasta gigi, air mineral, dan masih banyak lagi.
Pengertian Pasar Monopolistik
Pasar monopolistik merupakan pasar yang di dalamnya terdapat banyak produsen dan saling berkompetisi dalam menjual barang atau produk yang hampir sama. Produk tersebut mempunyai beberapa perbedaan, perbedaan dari produk yang ditawarkan merupakan ciri khas yang dibuat oleh masing-masing penjual atau produsen. Tentunya hal ini sangat membedakan pasar monopolistik dengan pasar Oligopoli.
Kegiatan ekonomi yaitu produksi barang dalam pasar persaingan monopolistik dikenal dengan nama diferensiasi produk atau product differentiation. Hal itu karena, produk yang ditawarkan hampir mirip, maka setiap produsen akan bersaing dari segi harga, cara pemasaran barang, dan kualitas produk yang dihasilkan.
Ciri-Ciri Pasar Monopolistik
Pasar persaingan monopolistik dapat dibedakan dengan mudah dengan pasar lainnya berdasarkan kriteria. Beberapa ciri dari pasar monopolistik, yaitu:
1. Terdapat Banyak Produsen
Salah satu persamaan pasar monopolistik dengan pasar persaingan sempurna adalah memiliki produsen produk yang banyak. Hal itu karena, jumlah produsen yang banyak, maka setiap produsen memiliki market share atau pangsa pasar yang kecil. Hal tersebut membuat produsen tidak memiliki kekuatan yang besar dalam penentuan harga produk.
Harga produk dalam pasar monopolistik merupakan harga rata-rata produk dari produsen lainnya. Praktik kolusi yaitu ketika produsen membuat kesepakatan, guna menaikkan harga dalam pasar menjadi sangat sulit dilakukan, karena terdapat banyak produsen di dalam pasar.
2. Terdapat Perbedaan pada Produk atau Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk terjadi saat produsen membuat suatu produk yang memiliki beberapa perbedaan, namun serupa dengan produk saingannya. Diferensiasi produk bisa dilakukan dari sisi kualitas atau karakteristik produk. Contohnya, Lifebuoy, Dettol, dan Nuvo sama-sama memproduksi sabun mandi, namun setiap produk yang dihasilkan memiliki ciri khas masing-masing.
Di dalam pasar monopolistik, ketika harga sebuah produk dari satu produsen mengalami kenaikan, tetapi produk yang dihasilkan oleh produsen lain tetap di harga yang sama, maka penawaran produk yang mengalami kenaikan akan turun permintaannya. Misalnya, Lifebuoy menaikkan harga sabun antiseptiknya, maka ada kemungkinan bahwa konsumen akan beralih ke produk lain dengan harga yang lebih murah.
3. Produsen Bisa Menentukan Harga Produk
Walaupun memiliki harga produk yang berbeda dengan pesaing, akan membuat permintaan turun. Namun, hal tersebut tidak mustahil untuk dilakukan, jika diiringi dengan penambahan fitur yang membuat konsumen tetap ingin membeli produk tersebut. Produsen bisa membuat produk dengan kualitas yang lebih baik dan memiliki keistimewaan yang belum ada pada produk lainnya.
Misalnya, produk sabun yang memiliki manfaat melembutkan, melembabkan, serta dapat membunuh kuman bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi, dibandingkan dengan produk sabun yang menawarkan manfaat untuk melembabkan kulit saja.
4. Produsen Bisa Keluar Masuk Pasar dengan Mudah
Produsen yang bersaing di dalam pasar ini dapat keluar masuk pasar dengan mudah. Artinya, tidak ada halangan jika ada produsen baru yang ingin bergabung dan menjual produk dalam pasar atau produsen ingin keluar dari pasar.
Jika produsen suatu produk masih sedikit, maka keuntungan biasanya lebih tinggi. Namun, jika produsen sudah terlalu banyak, maka produsen yang menganggap pasar sudah tidak menarik akan meninggalkan persaingan tersebut.
5. Promosi Kegiatan yang Penting Dilakukan oleh Produsen
Anda yang membentuk persepsi masyarakat mengenai produk yang dijual dan membangun citra baik, maka hal yang harus dilakukan adalah promosi. Tentu saja, jika tidak ada promosi maka produk yang dijual akan sulit laku kan.
Produsen akan melakukan promosi melalui berbagai media, memperbaiki desain produk, atau merencanakan servis yang bisa ditawarkan kepada konsumen. Jika suatu produsen akan berfokus dalam kualitas produk dan menyebabkan harga produk menjadi lebih tinggi dari produk pesaing, maka produsen tersebut harus melakukan promosi yang tepat dan menarik.
Promosi tersebut harus menjelaskan bahwa harga yang ditawarkan sebanding dengan kualitas produk yang bagus. Jika konsumen sudah percaya dengan promosi yang diberikan oleh produsen, maka produk tersebut bisa laku dipasaran. Iklan yang baik dan bagus adalah iklan yang bisa membuat konsumen merasa sangat tertarik dan ingin membeli produk yang diiklankan.
Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopolistik
Masing-masing bentuk pasar memiliki kelebihan serta kekurangan tersendiri, termasuk dengan pasar persaingan monopolistik. Kelebihan dan kekurangan dari pasar monopolistik, yaitu:
1. Kelebihan Pasar Monopolistik
- Banyak produsen yang tergabung dalam persaingan monopolistik, sehingga konsumen bisa memilih produk sesuai selera dan memiliki alternatifnya. Jika produk yang sudah biasa dibeli oleh konsumen tidak ada, maka konsumen bisa membeli produk yang sama dari produsen yang berbeda. Konsumen juga dapat menentukan pilihan produk sesuai dengan keinginan dan kepuasannya.
- Banyak inovasi yang bisa dilakukan, seperti cara produksi atau pengembangan cara dalam menarik lebih banyak konsumen baru.
- Produsen bisa masuk dan keluar pasar, tanpa ada hambatan atau no barriers to entry.
2. Kekurangan Pasar Monopolistik
- Persaingan antar produsen sangat ketat karena jumlah produsen yang banyak. Pada persaingan monopolistik, perusahaan besar biasanya memiliki pangsa pasar yang mendominasi, lalu sisanya akan dipegang oleh perusahaan yang lebih kecil. Misalnya pada produk air mineral, hingga tahun 2008 Aqua mendominasi pasar Indonesia sampai 90%, sisanya dipegang oleh perusahaan lain.
- Biaya persaingan yang dikeluarkan lebih besar, misalnya biaya iklan. Iklan yang tidak tepat sasaran hanya akan menghabiskan biaya yang besar.
- Inovasi yang penting dilakukan oleh setiap produsen akan mengakibatkan biaya inovasi menjadi besar. Untuk mengatasinya, beberapa perusahaan akan membebankan biaya pada harga produk.
Contoh Pasar Monopolistik
Contoh dari pasar persaingan monopolistik bisa dengan mudah ditemui. Misalnya, produk shampo, sabun, detergen, pasta gigi, dan lain sebagainya. Perbedaan masing-masing produk yang menjual produk serupa tersebut biasanya terdapat pada komposisi bahan, desain kemasan, aroma, manfaat tambahan, warna, dan karakteristik unik lainnya.
Contoh lainnya yaitu pasar kendaraan, seperti motor dan mobil. Produk kendaraan umumnya bersifat homogen dan hal yang membedakan adalah pada ciri khas yang ditawarkan oleh setiap produsen. Misalnya, keunggulan mesin yang stabil ketika dipakai di medan yang sulit, bahan bakar yang irit, pengalaman berkendara yang nyaman, dan lain sebagainya.
Ternyata, produk-produk yang dijual dalam pasar monopolistik merupakan produk yang sering dijumpai setiap hari, ya. Oleh karena itu, kini Anda mengerti mengapa iklan yang dibuat oleh produsen sangat menarik dan konsumen merasa seolah-olah terhipnotis untuk membeli. Promosi merupakan kunci sukses agar bisa bertahan dalam persaingan pasar ini.