Interaksi Sosial – Manusia sebagai makhluk sosial tentu saling membutuhkan bantuan orang lain. Hal inilah yang melahirkan adanya interaksi sosial di dalam masyarakat. Interaksi terjadi pada semua aktivitas manusia baik antar perorangan maupun dengan kelompok.
Anda dapat menjumpai banyak contoh interaksi sosial yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Yuk, simak info selengkapnya berikut ini!
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan interaksi sosial, maka Anda dapat melihat berbagai pendapat tentang pengertian interaksi sosial menurut para ahli yang ada di bawah ini.
1. Soerjono Soekanto
Menurut pendapat Soerjono Soekanto, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan-hubungan sosial yang bersifat dinamis dan berkaitan dengan hubungan antar individu, antar kelompok maupun antara individu dengan kelompok.
2. Basrowi
Menurut pendapat Basrowi, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan yang bersifat dinamis dan terdiri atas tiga macam interaksi, yaitu interaksi antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok dan interaksi antara individu dengan kelompok. Interaksi tidak selalu bersifat positif namun bisa berupa konflik, perselisihan maupun pertikaian.
3. Kimball Young
Menurut pendapat Kimball Young, Pengertian interaksi sosial adalah Interaksi menjadi kunci di dalam kehidupan sosial. Tanpa adanya interaksi tidak akan tercipta kehidupan bersama dan kegiatan sosial di masyarakat.
4. Bonner
Menurut pendapat Bonner, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan antara dua individu atau lebih yang mana perilaku dari satu individu dapat berpengaruh, mengubah dan berefek terhadap individu lainnya.
5. Shaw
Menurut pendapat Shaw, Pengertian interaksi sosial adalah Sebuah proses interaksi, adanya pertukaran ide maupun tingkah laku yang saling berpengaruh antara satu individu dengan individu lainnya.
6. Selo Soemardjan
Menurut pendapat Selo Soemardjan, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan timbal balik yang terjadi antara individu dengan aspek kehidupan bersama.
7. Astrid S. Susanti
Menurut pendapat Astrid S. Susanti, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan antar manusia yang menghasilkan terbentuknya struktur sosial. Hasil yang diperoleh dipengaruhi oleh nilai-nilai, makna dan interpretasi dari semua pihak yang terlibat.
8. Macionis
Menurut pendapat Macionis, Pengertian interaksi sosial adalah Tindakan dan reaksi seseorang saat berkomunikasi dengan orang lain.
9. Broom dan Selznic
Menurut pendapat Broom dan Selznic, Pengertian interaksi sosial adalah Sebuah proses penyesuaian sebagai bentuk respon agar sesuai dengan perilaku orang lain.
10. Dr. Gerungan
Menurut pendapat Dr. Gerungan, Pengertian interaksi sosial adalah Hubungan yang terjadi antara dua atau lebih orang yang mana sifat orang yang satu bisa berpengaruh atau merubah sifat orang yang lainnya.
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Setelah mengetahui pengertian interaksi di atas, selanjutnya kita juga harus mengenal apa saja ciri-ciri interaksi sosial tersebut. Adapun ciri-ciri interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Jumlah Pelaku Minimal Dua Orang
Interaksi dapat terjadi jika ada minimal dua orang yang saling bertemu dan menjalin kontak sosial. Dengan demikian, apabila ada orang yang berbicara di dalam hati maka tidak bisa disebut interaksi, hehe.
2. Adanya Komunikasi
Di dalam interaksi mengharuskan adanya komunikasi dan kontak sosial. Artinya, orang yang melakukan interaksi saling bertukar informasi dengan cara berbicara, menggunakan bahasa tubuh maupun isyarat.
3. Ada Tujuan
Setiap orang yang melakukan interaksi pasti mempunyai tujuan tertentu. Tujuan dari masing-masing orang yang terlibat di dalam interaksi tersebut bisa berbeda-beda. Hal inilah yang akan mempengaruhi sikap seseorang saat melakukan interaksi dengan orang lain.
4. Terdapat Dimensi Waktu
Dimensi waktu dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Artinya, proses interaksi sudah terjadi pada masa lalu dan masa sekarang serta akan terjadi juga di masa depan.
Nah itulah 4 ciri interaksi sosial yang dapat Anda ketahui, Yuk lanjut ke pembahasan berikutnya yakni mengenal apa saja syarat-syarat interaksi sosial?
Syarat Interaksi Sosial
Adapun 2 syarat interaksi sosial adalah kontak sosial dan komunikasi. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak penjelasannya yang ada di bawah ini.
1. Kontak Sosial
Syarat interaksi sosial yang pertama adalah kontak sosial. Apa itu kontak sosial? Dalam bahasa Latin, kontak sosial berarti sama-sama saling menyentuh. Sedangkan, secara sosiologi kontak sosial tidak hanya terjadi saat ada hubungan fisik atau sentuhan saja melainkan bisa menggunakan surat elektronik atau alat komunikasi lainnya, hihi.
Kontak Sosial berdasarkan caranya, kontak fisik terbagi menjadi dua cara, yaitu kontak secara langsung dan tidak langsung. Kontak secara langsung dapat dilakukan dengan berbicara, menggunakan bahasa isyarat atau bahasa tubuh. Sedangkan, kontak tidak langsung dapat dilakukan menggunakan perantara seperti telepon, televisi, telegram, radio dan lain-lain.
Kontak Sosial berdasarkan bentuknya, kontak sosial ada dua macam yaitu bersifat positif dan negatif. Kontak sosial bersifat positif apabila memiliki tujuan untuk membangun sebuah kerja sama antara pengirim dan penerima pesan. Misalnya, seorang penjual buah memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggannya. Sedangkan, kontak sosial bersifat negatif apabila timbul pertentangan atau konflik.
Kontak Sosial berdasarkan tingkat hubungan, kontak sosial ada dua yaitu primer dan sekunder. Kontak sosial primer terjadi jika orang yang melakukan interaksi bertemu secara langsung. Contohnya adalah kontak antara pedagang dengan pembeli di pasar.
Kontak sosial sekunder terjadi jika interaksi berlangsung melalui perantara. Contohnya adalah Kepala Desa mengundang Kepala Dusun lewat telepon, Kepala Dusun mengundang ketua RT untuk menghadiri rapat melalui asistennya dan lain-lain.
2. Komunikasi
Syarat interaksi sosial yang kedua yaitu komunikasi, Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses penyampaian informasi dalam bentuk pesan, gagasan dan ide dari satu orang ke orang lain. Hal ini dilakukan dengan tujuan saling mempengaruhi. Ada dua cara yang bisa Anda gunakan untuk berkomunikasi, yaitu:
- Komunikasi Verbal, dilakukan secara lisan dengan berbicara langsung atau menggunakan tulisan melalui surat.
- Komunikasi Non Verbal, dilakukan menggunakan simbol tertentu seperti bahasa isyarat dan gestur tubuh.
Komunikasi menjadi salah satu syarat adanya interaksi. Oleh karena itu, Anda harus mengenal terlebih dahulu lima unsur utama dalam komunikasi, yaitu:
- Komunikator, merupakan orang yang berperan menyampaikan pikiran, pesan maupun perasaan kepada orang lain.
- Komunikan, merupakan orang yang menerima pesan.
- Pesan, merupakan sebuah informasi, perasaan atau instruksi yang disampaikan kepada orang lain.
- Media, merupakan alat untuk menyampaikan pesan. Misalnya adalah gambar, lisan, catatan dan lain-lain.
- Efek, merupakan suatu perubahan yang muncul setelah komunikan menerima pesan.
Jenis-jenis Interaksi Sosial
Adapun 3 jenis interaksi sosial adalah interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Seperti yang akan kita jelaskan di bawah ini.
1. Interaksi Individu dengan Individu
Jenis interaksi sosial ini dilakukan oleh dua orang yang saling bertemu secara langsung. Pada prakteknya, interaksi ini paling sederhana dibandingkan jenis interaksi lainnya. Contoh interaksi sosial jenis ini adalah saling menyapa dan tersenyum ketika berpapasan dengan orang lain di jalan, hehe.
2. Interaksi Individu dengan Kelompok
Jenis interaksi sosial ini terjadi antara satu orang dengan suatu kelompok yang anggotanya lebih dari tiga orang. Salah satu contoh interaksi sosial jenis ini adalah Anda menjadi narasumber dalam acara training karyawan di perusahaan.
3. Interaksi Kelompok dengan Kelompok
Jenis interaksi sosial ini melibatkan dua kelompok berbeda. Setiap anggota kelompok tidak berinteraksi secara individu melainkan berkaitan dengan kelompoknya. Pada pelaksanaannya harus hati-hati untuk mencegah timbulnya konflik dan permusuhan.
Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Tahukah Anda secara sadar atau tidak, setiap hari pasti melakukan interaksi sosial? Bisa dengan keluarga, teman, atau penjual barang tempat bertransaksi. Ada yang terjadi secara sengaja atau tidak disengaja. Namun pada dasarnya, akan masuk ke dalam sebuah bentuk interaksi sosial yang memiliki hasil akhir berbeda.
Secara garis besar ada dua bentuk dari interaksi sosial, ada yang dinamakan asosiatif dan ada pula disosiatif. Di mana masing-masing punya karakter dan jenis berbeda, namun tetap masuk dalam kategori interaksi yang pastinya pernah Anda lakukan. Seperti apa penjabaran bentuk interaksi tersebut? Ayo duduk manis dulu, siapkan cemilan dan teh hangat dan simak informasinya hingga tuntas.
Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Banyak juga yang bilang kalau bentuk interaksi asosiatif sama dengan konjungtif atau sosial integratif, karena bersifat menyatukan dalam arti positif. Tujuannya adalah untuk mencapai kondisi lebih baik dalam hal apapun. Orang dengan kepribadian yang positif akan banyak melakukan interaksi jenis ini, karena mereka cenderung ingin melakukan hal secara bersama untuk kepentingan bersama. Ada beberapa bentuk interaksi asosiatif, kalau penasaran lanjut baca tapi jangan ketiduran ya!
1. Asimilasi
Secara sederhana bisa dikatakan sebagai membaurnya dua budaya menjadi satu, sehingga terbentuklah budaya baru. Bisa juga dikatakan upaya perorangan atau kelompok untuk bersatu, caranya dengan meminimalisir perbedaan antara kedua belah pihak. Sehingga semua pihak yang terlibat punya sikap yang sama, hingga proses hidup yang memiliki satu tujuan yang sama.
Bentuk interaksi ini mudah terjadi jika ada beberapa faktor pendukungnya, seperti adanya persamaan dari unsur budaya, kemudian sikap toleransi dari setiap individu pelaku interaksi asimilasi. Bisa juga faktor keberadaan musuh yang sama antara dua kelompok, lalu adanya sikap terbuka dari pihak berkuasa untuk menerima penyatuan berbagai hal dari kelompok lain.
2. Kerjasama
Pengertian umumnya adalah melakukan sesuatu secara bersama tapi yang bernilai positif ya! Bukan kerjasama mencuri motor tetangga atau kerjasama saat ujian akhir sekolah, itu bukan masuk contoh kerjasama dalam konteks ini. Contohnya kerjasama yang bisa terjadi karena kondisi spontan misalnya Anda bersama-sama pengendara lain mendorong mobil mogok di jalan tol, atau melakukan perintah atasan soal pekerjaan.
3. Akulturasi
Beda lagi dengan bentuk interaksi sosial yang satu ini, dimana lebih kepada legowo (dalam bahasa Jawa-red) terhadap hadirnya budaya baru dan menerimanya, tapi tidak menghilangkan budaya yang sudah ada. Seperti hadirnya Tik Tok yang mungkin jadi penghibur buat Anda saat bosan di rumah, tapi masih tetap menggunakan pakaian sopan saat melakukannya dan tidak melanggar norma yang berlaku.
4. Akomodasi
Merupakan interaksi sosial yang dilakukan, untuk menyelesaikan konflik antara perorangan maupun kelompok tertentu. Dalam realitanya, terdapat delapan jenis akomodasi yang sering dipakai tergantung jenis persoalan dan cara menuntaskannya.
- Kompromi
Intinya adalah mengurangi adanya tuntutan dari dua pihak yang bertikai. Misalnya Anda memiliki masalah dengan pasangan soal memilih lokasi liburan, lalu berkompromilah untuk mencari lokasi yang paling netral untuk kalian berdua. Sebab yang namanya liburan pasti untuk senang-senang, apa jadinya kalau hanya mengikuti keinginan Anda tentu pasangan tidak akan puas bahkan bisa menimbulkan pertengkaran hebat. Pastinya Anda tak mau kan?
- Koersi
Adalah jenis akomodasi dengan cara memaksa hingga pakai kekerasan, wah ngeri donk! Memang begitu adanya, tapi sebaiknya Anda hindari agar tidak kena apes hehe… Mau tahu contohnya? Seperti Satpol PP yang mengancam pedagang kaki lima, di jalur transportasi utama sebuah pasar. Mereka tentu pakai cara sedikit keras dan cenderung memaksa, tapi untuk tujuan yang baik.
- Toleransi
Tidak ada perjanjian dalam jenis akomodasi ini, namun lebih kepada kemauan untuk menghindari pertengkaran yang hanya akan membuat rugi banyak orang.
- Ajudikasi
Adalah akomodasi yang melibatkan hukum dalam menuntaskan sebuah masalah. Tapi jangan semua masalah lantas Anda ajukan ke hukum, bisa-bisa malah Anda yang masuk bui hehe.
- Konsiliasi
Merupakan upaya duduk bersama para pihak bersengketa untuk mencari solusi terbaik, yang tidak merugikan siapapun. Sering terjadi pada birokrasi ketika masyarakat menyuarakan aspirasinya dan meminta pemerintah mengikuti kemauan mereka, kemudian duduklah mereka dan pemerintah untuk mencari jalan tengah bersama.
- Stalemate
Kondisi di mana dua pihak yang bertikai punya kekuatan yang sama, alhasil mereka mengerahkan kemampuan untuk menyelesaikan masalah.
- Arbitrasi
Adalah bentuk interaksi sosial kompromi ketika sebuah masalah, tidak bisa diselesaikan hanya oleh dua pihak yang bermasalah. Maka dihadirkanlah pihak ketiga, untuk membantu dan diberi hak memutuskan.
- Mediasi
Juga merupakan cara penuntasan masalah dengan melibatkan pihak ketiga yang tidak pro pada salah satu kubu, namun sifatnya hanya menengahi masalah agar tidak tambah parah. Contoh mudahnya adalah pasangan yang mau bercerai, mereka akan melalui proses mediasi untuk mencari jalan tengah agar tidak mengambil langkah cerai.
Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Bertolak belakang dengan Asosiatif, bentuk interaksi sosial disosiatif bersifat negatif dan arahnya pada pertentangan antara perorangan atau kelompok masyarakat. Cukup mengerikan sih, kalau bisa Anda sebaiknya hindari interaksi ini daripada jadi korban harta bahkan korban perasaan hihi. Adapun jenis bentuk interaksi sosial disosiatif ada empat dan wajib Anda ketahui.
1. Kontravensi
Yaitu interaksi yang memiliki ciri penolakan dan ketidakpastian yang tidak terungkap, sehingga menimbulkan kondisi tidak nyaman antara pihak yang berinteraksi. Ada yang dinamakan kontravensi sederhana berupa penyanggahan pendapat orang di depan forum, lalu ada yang lebih umum yaitu penolakan disertai ancaman hingga perlawanan frontal.
Kemudian ada pula kontravensi rahasia, di mana pihak tertentu membocorkan rahasia pihak lain yang berseteru dengannya. Kontravensi taktis yang menjadi alasan pihak bersengketa merasa dipojokkan, dengan cara negatif misalnya intimidasi.
2. Konflik
Adalah bentuk interaksi sosial disosiatif, ketika salah satu pihak melakukan kekerasan dan paksaan terhadap kelompok lain agar tujuannya tercapai. Misalnya saat konflik antara Anda dengan tetangga gara-gara rebutan lahan, akan ada paksaan yang kamu lakukan agar tetangga menuruti kemauan Anda kan?
3. Persaingan
Adalah salah satu cara orang untuk mencapai targetnya melebihi orang lain, biasanya tidak pakai cara kekerasan. Misalnya ketika bersaing jadi top model papan atas dunia, ada yang rela mati-matian diet tapi ada juga yang mencoba cara lain.
Bisa juga persaingan memperebutkan hati gebetan, Anda pakai cara licik dengan membeberkan keburukan saingan kepada gebetan. Bisa saja cara itu berhasil, tapi tentu akan ada konsekuensi yang akan Anda dapatkan. Misalnya dikeroyok saingan dan berakibat Anda harus masuk rumah sakit.
4. Pertikaian
Adalah bentuk interaksi di mana salah satu pihak menentang pihak lainnya, menggunakan kekerasan dan ancaman. Contohnya ketika keluarga pasien menolak membayar biaya rumah sakit, karena dirasa tidak sesuai dengan pelayanan yang diberikan. Alhasil menimbulkan perang mulut dan berujung adu jotos antara keluarga pasien dan petugas administrasi rumah sakit.
Apakah penjelasan tentang bentuk-bentuk interaksi sosial sudah cukup menambah wawasan Anda? Paling tidak bisa membuat Anda lebih hati-hati saat melakukan interaksi. Jangan sampai terjebak dalam interaksi negatif yang hanya akan merugikan Anda.
Contoh Interaksi Sosial
Adapun contoh-contoh interaksi sosial adalah sebagai berikut.
1. Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Individu
- Seorang murid bertanya materi yang belum dipahami kepada gurunya.
- Ibu mengajari anak perempuanya memasak di dapur.
- Shanti belajar cara bermain piano dengan Tina.
2. Contoh Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
- Ustadz sedang membacakan khutbah Jumat di Masjid Nurul Hikmah.
- Presiden sedang berpidato di depan rakyatnya dalam rangka menyambut hari raya kemerdekaan.
- Komandan sedang memberikan arahan kepada seluruh anggotanya.
3. Contoh Interaksi Sosial Kelompok dengan Kelompok
- ROHIS dan OSIS SMA Putra Bangsa saling bekerja sama dalam menyelenggarakan acara peringatan Isra’ Mi’raj.
- TNI dan polisi menjalin kerja sama untuk menuntaskan kasus penyelundupan dan pengedaran narkoba.
- Regu putra dan regu putri saling berdiskusi membahas tentang dampak positif perkembangan teknologi bagi pelajar.
Mempelajari interaksi sosial sangat penting bagi masyarakat. Adanya interaksi dapat membangun kehidupan sosial yang baik. Hal ini dikarenakan di dalam interaksi harus ada komunikasi dan kontak sosial. Beberapa contoh interaksi sosial yang telah diulas di atas, diharapkan dapat membantu Anda dalam membangun interaksi yang baik dengan orang lain.
Nah itulah pembahasan kita kali ini mulai dari pengertian interaksi sosial menurut para ahli, ciri-ciri interaksi sosial, syarat interaksi sosial, jenis-jenis interaksi sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dan berbagai contoh interaksi sosial. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat membantu Anda dalam memahami apa yang dimaksud dengan interaksi sosial? semoga bermanfaat ya.