Interseksi : Pengertian, Bentuk, Pengaruh, Alasan, Saluran, Dampak, Ciri, Penyebab

Interseksi menjadi salah satu pertemuan atau persilangan keanggotaan yang ada di sebuah kelompok sosial, yang berasal dari beragam seksi yang ada. Misalnya seksi yang berupa agama, jenis kelamin, kelas sosial dan lain sebagainya. Kemudian, nantinya interseksi tersebut akan menghasilkan golongan yang baru dengan bentuk yang juga saling menyilang. Itulah sebabnya ada banyak daerah yang menempatkan kelompok/individu ke dalam kriteria yang masing-masingnya berbeda.

Pengertian Interseksi

Maka, pengertian dari interseksi itu sendiri yaitu titik perpotongan, pertemuan, serta persilangan yang berada di antara 2 arah atau garis yang ada saat itu. Perpotongan, pertemuan dan juga persilangan yang ada di dalamnya bisa berupa apa saja, seperti misalnya berupa kelas sosial, agama, suku dan lain sebagainya. Seluruh bentuk perpotongan tersebut berada di dalam kelompok masyarakat yang sifatnya majemuk.

Interseksi ini akan terbentuk dengan sendirinya, misalnya melalui sebuah pergaulan yang sifatnya intensif dari beberapa anggotanya, atau bisa saja melalui interaksi sosial. Pergaulan tersebut biasanya berasal dari kebudayaan atau sarana dari pergaulan itu sendiri.

Beberapa anggota masyarakat yang berasal dari latar belakang suku, agama, ras, tingkat pendidikan, dan sebagainya bisa memanfaatkan sarana di dalamnya dan menjadi anggota kelompok sosial secara bersamaan. Bisa juga menjadi suatu penganut agama tertentu, yang agamanya sama.

Hasil dari titik perpotongan atau penyilangan ini juga akan menghasilkan golongan baru lainnya, yang sifatnya saling bersilang.

Bentuk Interseksi

Berbagai bentuk sosial di dalam titik penyilangan ini di antaranya yaitu sebagai berikut :

1. Heterogen

Merupakan sebuah sektor yang tidak sama. Misalnya sektor yang di mana di dalamnya terdapat ras dan juga agama, tingkat pendidikan dengan profesi dan lain sebagainya.

2. Homogen

Merupakan sektor yang serupa atau sama. Misalnya sektor yang di mana di dalamnya yaitu antar agama, suku, ras dan sebagainya.

Pengaruh Interseksi

Titik persilangan ini juga menjadi salah satu proses sosial, yang nantinya akan berakibat pada kemajemukan masyarakat seperti memicu adanya potensi konflik.

Jika beberapa perbedaan yang dimiliki terlihat lebih menonjol atau menjadi semakin tajam di dalam kelompok masyarakat tertentu. Misalnya ketika terdapat perbedaan latar belakang agama, suku, atau bisa juga status orang tua yang lebih menonjol di dalam organisasi suatu pelajar, maka perpecahan akan menjadi akibat dari munculnya konflik tersebut.

Alasan Interseksi

  1. Sosial Budaya yaitu yang meliputi seni, agama dan juga politik.
  2. Material yaitu yang meliputi keturunan, potensi dan juga kekayaan.
  3. Non material yaitu yang meliputi kasing sayang serta cinta.

Saluran Interseksi

Titik persilangan yang ada di Indonesia, tentu tidak terjadi begitu saja. Namun dibantu dengan titik persilangan yang sudah ada dan yang memang terjadi di dalam suatu seksi. Berikut ini saluran di dalam titik persilangan tersebut :

1. Hubungan Ekonomi

Jika berkaitan dengan ekonomi, tentu kaitannya langsung dengan bidang perdagangan ya hehehe. Namun, cukup berkaitan juga dengan bidang lainnya seperti perindustrian misalnya.

2. Hubungan Sosial

Hubungannya berkaitan dengan perkawinan dan juga pendidikan.

3. Hubungan Politik

Terdapat masing-masing peran antara hubungan antar negara dengan hubungan diplomatik, yang di dalamnya juga terjadi proses sosial di antara para utusan negara atau pejabat yang asalnya dari masing-masing negara.

Dampak Interseksi

Sedangkan untuk dampaknya sendiri yaitu dapat meningkatkan solidaritas. Misalnya Individu yang berasal dari suatu suku, agama, atau ras yang berbeda tentu akan membentuk sebuah kelompok sosial atau saling bergabung di dalamnya, berdasarkan masing-masing kriteria awal.

Ciri-ciri Interseksi

  1. Terdapat perasaan saling bertanggung jawab dan saling terikat pada suatu tempat, atau pada sebuah wadah keanggotaan yang nantinya mampu meredakan konflik yang ada saat itu.
  2. Konsekuensi dari adanya titik persilangan ini mampu mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan, sebagai warga negara Indonesia.
  3. Memiliki keragaman sifat yang berdasar pada agama, ras dan sukunya masing-masing.

Interseksi dan Konsolidasi

Kelompok masyarakat yang digolongkan secara vertikal atau secara pelapisan sosial, dan kelompok masyarakat yang digolongkan ke dalam horizontal atau diferensiasi sosial tidak akan menggunakan beragam dasar, tetapi berdiri sendiri saja.

Namun di dalamnya terdapat sifat akumulatif yang seringkali saling tumpang tindih, yang terjadi di dalam keanggotaan masyarakat itu sendiri, berikut ini penjelasan lengkapnya :

1. Interseksi

Merupakan titik pertemuan atau perpotongan yang disebut juga dengan persilangan. Sementara kata seksi itu sendiri, dimaknai dengan golongan etnik yang ada di suatu kelompok masyarakat yang setiap golongan itu sendiri disebut dengan seksi.

Kesimpulannya, titik pertemuan ini merupakan titik potong dari keanggotaan yang berasal dari 2 suku bangsa atau bisa juga lebih, di berbagai kelompok sosial dengan tipe masyarakat yang sifatnya majemuk.

2. Konsolidasi

Sebuah perbuatan dan hal-hal lainnya yang digunakan untuk menguatkan/memperteguh sesuatu, disebut dengan konsolidasi. Kesimpulannya, konsolidasi ini menjadi penguatan atau peneguhan yang berasal dari beberapa anggota masyarakat, yang di dalamnya juga sering terjadi tumpang tindih keanggotaan.

3. Kelompok Sosial

Pengumpulan manusia yang dilakukan dengan cara yang teratur disebut dengan kelompok sosial. Kelompok ini menjadi himpunan atau kesatuan manusia, yang saling berhubungan dengan timbal balik, yang juga saling memengaruhi. Selain itu, di dalam kelompok tersebut juga terdapat kesadaran untuk saling tolong menolong.

Penyebab Interseksi

Apabila di dalam sebuah kelompok masyarakat terdapat akulturasi, yang kemudian berakibat pada jenis makanan dari etnis tertentu yang disukai oleh masyarakat lainnya maka biasanya hal itu disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut ini :

1. Primordialisme

Sebuah pandangan/paham yang memegang teguh setiap hal yang telah dibawa sejak kecil, disebut dengan primordialisme. Hal itu bisa berupa apa saja seperti misalnya kepercayaan, tradisi, adat istiadat dan sebagainya, yang mampu membentuk sebuah sikap tertentu.

2. Stereotip Etnis

Hubungan erat antara kepercayaan, ras, kebangsaan, pekerjaan dan sebagainya berhubungan langsung dengan stereotip etnis. Suatu imajinasi mentalitas yang cenderung kaku, yang terwujud ke dalam pemberian dari penilaian yang sifatnya negatif merupakan stereotip. Untuk stereotip etnis itu sendiri, biasanya akan mampu membuat seseorang memiliki sifat yang tertutup serta konservatif pada beberapa hal yang asing atau baru.

3. Etnosentrisme

Sikap dalam menilai kelompoknya sendiri jauh lebih baik dibanding kelompok lainnya, atau kelompoknya menjadi pusat dari segalanya disebut dengan etnosentrisme. Pengertian lainnya yaitu kebiasaan di dalam suatu kelompok yang menganggap kebudayaan yang ada di kelompoknya, menjadi kebudayaan yang paling baik dibanding yang lainnya.

Kebudayaan juga menjadi patokan dalam mengukur sesuatu, baik dalam hal tinggi rendah atau benar ganjilnya pada kebudayaan yang lainnya. Walaupun sifat etnosentrisme ini tidak selalu ada di dalam suatu kelompok masyarakat tertentu.

Maka, interseksi ini akan menjadi titik temu antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya. Baik yang berasal dari seksi yang sama atau dari seksi yang berbeda. Masing-masing individu juga tidak merasa menjadi golongan yang paling baik dibanding yang lainnya.

Leave a Comment