Akuntansi memiliki fungsi sebagai sistem informasi. Selain itu anda pasti akan mempelajari unsur-unsur dasar Akuntansi. Salah satunya adalah persamaan dasar akuntansi. Meski kata ‘persamaan’ tersemat pada unsur ini, namun bukan berarti bentuknya sama rumitnya seperti persamaan matematika. Jadi, Anda tidak perlu takut menghadapinya, hehe. Berikut berbagai hal yang perlu diketahui tentang persamaan ini.
Apa itu Persamaan Dasar Akuntansi?
Seperti apakah persamaan dasar akuntansi? Persamaan ini adalah keterkaitan antara aset, liabilitas, dan ekuitas suatu perusahaan. Aset dalam persamaan tersebut juga dikenal dengan istilah aktiva. Sedangkan, liabilitas dan ekuitas tersebut digolongkan sebagai pasiva. Dalam penyajiannya, aktiva harus seimbang dengan pasiva.
Dengan demikian, persamaan dasar akuntansi dipahami sebagai keseimbangan antara sisi kiri, yang menunjukkan nilai aktiva, dan sisi kanan, yang menunjukkan nilai pasiva, dari suatu neraca perusahaan. Jika dituliskan dalam persamaan matematika, maka persamaan akuntansi ini adalah sebagai berikut.
Aktiva = liabilitas + ekuitas
Dari persamaan ini dapat ditarik kesimpulan jika aset atau aktiva suatu perusahaan mengalami peningkatan, maka liabilitas dan ekuitasnya juga akan mengalami peningkatan. Sebaliknya, jika nilai aktiva menurun, maka liabilitas dan ekuitas juga menurun.
Persamaan tersebut berlaku bagi seluruh transaksi maupun aktivitas bisnis. Sehingga, dapat dikatakan juga bahwa persamaan akuntansi merupakan elemen dasar yang membentuk sistem akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari kerangka maupun konsep akuntansi yang dilandasi oleh persamaan ini.
Komponen dari Persamaan Dasar Akuntansi
Seperti yang dapat dilihat pada penjelasan di atas, persamaan dasar akuntansi memiliki tiga komponen utama, yaitu aktiva, liabilitas, dan ekuitas. Setiap komponen memiliki arti tersendiri. Selain itu, mereka juga tersusun atas unsur-unsur yang berbeda-beda. Selain ketiga komponen utama tersebut, ada juga komponen lainnya.
1. Aktiva
Istilah ini dikenal juga dengan sebutan aset atau harta. Aktiva merupakan sumber daya milik perusahaan atau badan usaha. Perusahaan memiliki wewenang penuh untuk mengendalikannya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan di masa depan. Aset dapat berupa benda yang berwujud serta hal yang tak berwujud.
Contoh aset berwujud adalah uang tunai. Sedangkan contoh aset tak berwujud adalah hak cipta. Selain itu, aset juga mencakup piutang. Piutang merupakan janji pihak lain untuk membayar utang terhadap perusahaan. Janji ini muncul karena perusahaan menjual jasa atau produk secara kredit.
Pada umumnya, aset dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama adalah aset lancar. Contoh dari aset atau aktiva lancar adalah piutang, biaya yang dibayar di muka, dan kas. Yang kedua adalah aset tetap. Contoh aset ini adalah bangunan serta kendaraan.
2. Liabilitas
Dalam bahasa masyarakat awam, liabilitas sama dengan kewajiban. Liabilitas merupakan klaim kreditor atas harta atau aset perusahaan. Apabila perusahaan gagal melaksanakan kewajibannya dan dilikuidasi, maka kreditor berhak atas aset tersebut dan dapat memilikinya.
Liabilitas yang paling umum dimiliki oleh perusahaan adalah utang. Jenis kewajiban ini dapat diartikan sebagai janji perusahaan untuk membayar perusahaan lain untuk harta mereka. Janji ini mencakup nilai utang dan waktu pelunasannya. Utang muncul karena beberapa hal. Salah satunya karena perusahaan membeli barang atau jasa pada perusahaan lain dengan cara kredit.
Utang dibagi menjadi utang jangka pendek dan utang jangka panjang. Contoh utang jangka pendek adalah utang gaji, utang bank, utang pajak yang diatur dalam sistem perpajakan, dan utang dagang. Sedangkan contoh utang jangka panjang adalah utang obligasi.
Selain utang, contoh kewajiban lainnya adalah pinjaman karyawan, kredit permanen, pendapatan diterima di muka, dan pinjaman pribadi. Semua contoh tersebut harus dicatat pada akun kewajiban perusahaan.
3. Ekuitas
Secara sederhana, ekuitas bisa diartikan sebagai modal. Sejatinya, ekuitas adalah bagian dari aset perusahaan yang merupakan milik investor atau pemegang saham. Besarnya bagian ini dapat dihitung dengan cara mengurangi total aset dengan kewajiban.
Apabila pemegang saham menyuntikkan lebih banyak modal kepada perusahaan, maka aset perusahaan juga akan meningkat. Namun, jika pemegang saham menarik sahamnya, aset akan menurun. Selain itu, biaya juga menurunkan ekuitas. Sedangkan pendapatan perusahaan memberikan efek yang sebaliknya.
Ekuitas dicatat dalam beberapa akun, tergantung jenisnya. Beberapa akun tersebut adalah saham biasa, modal disetor, modal pemilik, dan penarikan dana pemilik.
4. Revenue
Dalam bahasa Indonesia, revenue berarti pendapatan. Revenue adalah arus masuk yang mengakibatkan peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban. Pendapatan muncul karena adanya penjualan.
5. Expense
Dalam bahasa Indonesia, expense berarti beban. Expense adalah kebalikan dari revenue. Istilah ini dapat didefinisikan sebagai arus keluar. Selain itu, expense juga berarti penggunaan aktiva serta peningkatan kewajiban. Beban muncul karena perusahaan melakukan aktivitas yang menjadi kegiatan utamanya
Konsep Persamaan Dasar Akuntansi
Berikut ini adalah beberapa konsep dari persamaan dasar akuntansi.
1. Harta seimbang dengan modal
Sebelum memahami konsep ini, perlu diketahui bahwa harta sama saja berarti kekayaan atau asset perusahaan. Harta merupakan satu diantara sumber pembelanjaan dan pelaksanaan kegiatan kelancaran usahanya. Sehingga, harta harus sama dengan modal yang juga berfungsi sebagai sumber pembelanjaan. Sumber ini asalnya dari pemilik dan disebut modal atau ekuitas.
Jika ditulis dalam kalimat matematika, maka persamaan ini adalah:
Harta = Modal
2. Harta seimbang dengan penjumlahan modal dan utang
Harta dalam konsep ini adalah sumber pembelanjaan untuk kegiatan perusahaan yang diperoleh dari Pemilik dan Kreditor. Sumber belanja dari pemilik adalah modal. Sedangkan, sumber belanja dari kreditor adalah utang. Dengan kata lain, sumber belanja dari kreditor akan menjadi kewajiban atau liabilitas perusahaan yang perlu dibayarkan di kemudian hari.
Jika ditulis dalam kalimat matematika, maka persamaan tersebut adalah:
Harta = utang + modal
3. Harta seimbang dengan penjumlahan utang, modal, dan revenue yang dikurangi expense
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, perusahaan memperoleh revenue dan mengeluarkan expense. Revenue adalah arus masuk yang berasal dari penjualan. Komponen ini dapat meningkatkan modal. Sedangkan Expense adalah pengorbanan yang dilakukan untuk mencapai keuntungan. Komponen tersebut akan mengurangi modal.
Karena pengaruh keduanya, maka rumus harta haruslah mengikutsertakan expense dan revenue. Dengan demikian, diperoleh persamaan seperti berikut ini.
Harta = utang + modal + revenue – expense
Contoh Penerapan Persamaan Dasar Akuntansi
Untuk lebih memahami persamaan akuntansi, Anda dapat menyimak contoh berikut ini.
Pak Sholeh berniat untuk mendirikan usaha laundry. Ia memiliki tabungan sebesar 90.000.000 dan menggunakannya untuk mendirikan usaha tersebut. Hal ini berarti bahwa:
Harta = modal
90.000.000 = 90.000.000
Bisnis tersebut ternyata berjalan dengan lancar. Maka, Pak Sholeh bermaksud melakukan ekspansi. Namun, ia tidak memiliki cukup modal. Sehingga, ia perlu meminjam 100.000.000 dari kreditor. Itu berarti,
Modal + utang = harta
90.000.000 + 100.000.000 = 190.000.000
Dari modal dan hutang tersebut, Pak Sholeh membelanjakan 100.000.000 untuk menyewa tempat dan membeli peralatan untuk outlet kedua. Dan dari beban yang dikeluarkan tersebut, ia memperoleh pendapatan 150.000.000 dalam satu tahun. Dengan demikian, pada akhir periode akuntansi, harta Pak Sholeh adalah:
Modal + utang + revenue – expense = harta
90.000.000 + 100.000.000 + 150.000.000 – 100.000.000 = 240.000.000
Dalam pencatatan yang sebenarnya, Anda tentu akan menemui banyak transaksi yang lebih rumit dari contoh di atas. Sehingga, transaksi tersebut perlu dicatat dalam beberapa akun buku. Pada saat pelaporan neraca, Anda perlu mengolah data di tiap akun dan menjabarkannya sehingga aktiva dan pasiva memiliki nilai yang sama.