Memahami Materi Statistik Inferensial Dengan Lebih Mudah Melalui Pembahasan Berikut

Statistik Inferensial – Sebenarnya, statistika ada dua macam yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial. Nah, sebelum mengetahui lebih lanjut lagi tentang statistika iferensial, apakah kamu sudah mengerti apa sebenarnya statistika itu?

Statistika adalah ilmu khusus untuk mempelajari  bagaimana caranya dalam mengumpulkan data, menganalisis, menyajikan hingga berinterpretasi  mengenai data tersebut. Secara orientasi, statistik dibedakan menjadi dua macam, yaitu Statistika Matematik atau mathematical statistic dan Statistika Terapan atau applied statistic.

Statistika matematic merupakan statistika yang lebih berorientasi pada materi atau teori, sementara statistika terapan merupakan statistika yang lebih berorientasi pada pembahasan dan pemahaman intuitif konsep.

Sedangkan metode yang diterapkan dalam statistika juga ada dua, yaitu statistika deskriptif dan statistika inferensial (yang akan kita bahas). Lantas apa yang dimaksud dengan statistika inferensial? Untuk selengkapnya, simak ulasan di bawah ini hingga tuntas ya.

Statistik Inferensial

Pengertian statistik inferensial adalah metode penelitian statistik yang datanya mengambil dari kelompok kecil maupun sample atau indukannya  guna penarikan kesimpulan suatu kelompok data induknya ataupun populasi.

Rangkuman terhadap semua metode analisis sebagian data disebut dengan statistika inferensial. Dimana selanjutnya akan mencapai proses peramalan atau pembuatan kesimpulan perihal keseluruhan data induk.

Generalisasi yang memiliki ikatan statistika inferensial akan mempunyai sifat yang belum tentu kebenarannya (tidak pasti). Hal ini disebabkan oleh informasi parsial yang didapatkan dari hanya sebagian data, maka data yang diperoleh adalah peramalan saja.

Fungsi Statistika Inferensia

Statistika inferensial juga biasa disebut dengan statistika induktif, dimana statistik ini memiliki tujuan dalam menaksir atau menganalisis secara umum populasi tertentu menggunakan hasil sampel. Tidak terkecuali teori penaksiran serta pengujian teori juga termuat di dalamnya.

Statistika inferensial dapat diterapkan dalam melaksanakan beberapa hal, seperti:

  • Melaksanakan generalisasi yang bermula dari sampel hingga ke populasi.
  • Melaksanakan uji hipotesis.

Perbedaan Statistik Deskriptif dengan Statistik Inferensial

Statistik deskriptif dan statistik inferensia tentu saja adalah dua hal yang berbeda. Namun apakah kamu tahu, apa perbedaan dari keduanya? Perbedaan statistik deskriptif dengan inferensial yakni:

  1. Statistika deskriptif merupakan metode statistik yang penyajiannya terbatas, yaitudisajikan dalam bentuk diagram, tabel maupun grafik dan besaran lainnya.
  2. Sedangkan statistika inferensial tidak hanya meliputi yang dimiliki oleh statistik deskriptif saja, akan tetapi juga bisa digunakan dalam penarikan kesimpulan ataupun melakukan estimasi pada populasi dari sampelnya.

Untuk mencapai pada proses membuat kesimpulan, statistika inferensial tentu saja harus melampaui tahapan-tahapan uji hipotesis dan uji statistik.

Macam-Macam Metode Statistik Inferensial

Dalam melakukan statistik inferensial, terdapat dua metode utama yang dapat digunakan, yaitu:

  1. Estimasi Parameter

Metode yang pertama adalah estimasi parameter, metode ini menggunakan median, mean dan mode serta deviasi standar pada suatu populasi yang meggunakan dasar perhitungan dari sampel. Estimasi parameter bisa dilakukan dengan membuat confidence intervals atau interval kepercayaan, dimana merupakan rentang nilai pada populasi yang sebenarnya cenderung menurun.

  1. Pengujian Hipotesis

Metode selanjutnya yang dapat digunakan yaitu pengujian hipotesis atau yang dikenal dengan pengujian signifikan. Kerapkali hal tersebut melibatkan penentuan apa perbedaan rata-rata pada dua sampel signifikan.

Pengujian hipotesis seringkali diterapkan pada perusahaan farmasi, yang ingin mengetahui tentang reaksi obat baru dalam memerangi virus atau gejala tertentu, apakah lebih efektif menggunakannya atau lebih baik tidak mengkonsumsinya sama sekali.

Hal ini tentu saja merupakan hal yang tidak mungkin jika penelitian diterapkan pada setiap orang yang memiliki gejala tersebut, sehingga pengambilan sampel secara acak harus digunakan. Selanjutnya kesimpulan dari eksperimen akan digunakan untuk populasi yang lebih lingkup atau luas lagi.

Alasan Menggunakan Statistika Inferensial

Dalam menerapkan sesuatu tentu saja dilandasi dengan alasan mengapa hal tersebut dilakukan bukan? Hal tersebut juga berlaku pada statistika inferensial. Adapun beberapa alasan diterapkannya statistik inferensial antara lain:

  1. Banyaknya jurnal tingkat atas yang tidak akan menerbitkan artikel jika tidak menggunakan statistik inferensial.
  2. Statistik inferensial membuka peluang untuk menggeneralisasi temuan ke dalam populasi dengan lingkup yang lebih luas.
  3. Statistik inferensial bisa menentukan apa yang akan cenderung terjadi di dalam program, tidak hanya apa yang dapat terjadi saja.
  4. Statistik inferensial bisa menilai dampak yang relatif terjadi pada program dengan membantu menilai seberapa kuat hubungan antar variabel kausal atau independen dan variabel efek atau dependen.
  5. Statistik inferensial mengambil sampel acak dari sebuah populasi, sehingga metode ini hanya dapat dilakukan oleh ahli yang memiliki daftar lengkap setiap anggota populasi. Ahli statistik akan menentukan ukuran sampel cukup besar dengan menggunakan rumus tertentu yang sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu.
  6. Statistik inferensial bisa membantu menentukan seberapa kuat hubungan yang terjadi dalam sampel.

Contoh Statistik Inferensial

  1. Catatan Kelulusan

Dalam sebuah catatan kelulusan yang telah dilakukan dalam lima tahun terakhir, di sebuah SMA menunjukkan hasil bahwa sekitar 73% diantara sisa SMA dapat lulus dengan capaian nilai yang memuaskan.

Bentuk statistika inferensial dari ilustrasi di atas yaitu nilai numerik 73%.

Jika berdasarkan hal tersebut, seorang siswa dapat menyimpulkan bahwa peluang dirinya dapat lulus dengan nilai yang memuaskan.

Nilai tersebut adalah lebih dari 70%. Maka siswa tersebut telah menerapkan statistika inferensial yang memiliki sifat tidak pasti atau hanya sebatas peramalan.

Adapun contoh gambar grafik statistika inferensia daat kamu lihat di bawah ini:

  1. Berat Rata-Rata Warga di Suatu Negara

Seorang peneliti ingin mengetahui berat rata-rata orang dewasa pada suatu negara. Jelas saja adalah hal yang tidak memungkinkan untuk mengukur berat badan setiap orang di negara tersebut, selain tidak praktis juga memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sedikit.

Untuk mengatasi hal tersebut, statistika inferensial dapat diterapkan untuk menentukan perkiraan bobot rata-rata orang dewasa dari populasi di suatu negara. Nilai yang dihasilkan statistik inferensial tergantung pada pengumpulan data sampel individu dalam cakupan populasi yang lebih besar.

Sang peneliti selanjutnya akan menimbang berat badan rata-rata dari setiap sampel menggunakan statistik dskriptif. Dengan begitu, bobot rata-rata yang sesungguhnya pada populasi tersebut berada dalam interval nilai yang telah ditentukan.

Dalam statistika infernsial dilakukan pendugaan parameter yang selanjutnya memicu terciptanya hipotesis. Dan melakukan uji hipotesis tersebut hingga penarikan kesimpulan yang berlaku untuk semua populasi secara umum.

Secara umum, metode ini juga disebut dengan statistika induktif.  Yakni kesimpulan yang diambil berdasarkan informasi dari sebagian data saja.

Pengambilan kesimpulan pada statistika inferensial juga didasari oleh sebagian data yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan sampel sehingga menyebabkan hasil yang bersifat tidak pasti.

Nah, itu dia informasi mengenai statistika inferensial. Masih banyak hal dalam kehidupan yang menerapkan statistika inferensial. Statistika dapat digunakan dalam berbagai bidang ilmu yang tentunya sangat bermanfaat dan membantu para ahli.

Semoga informasi di atas dapat kamu jadikan bahan pembelajaran yang bermanfaat ya. Semangat belajar dan stay safe semuanya!

Leave a Comment