Rekomendasi Contoh Naskah Drama Komedi Pilihan

Naskah Drama Komedi – Pada saat mendengarkan kata drama, kira-kira apa yang ada dalam benak Anda? Sebuah pertunjukan yang dilakukan oleh sejumlah orang di atas panggung? Ya, pemikiran tersebut tidak salah, dan apapun jenis drama nya, umumnya sebelum drama dipentaskan atau ditayangkan akan dibuat naskahnya terlebih dahulu.

Naskah ini akan berupa teks yang berisi unsur-unsur drama, utamanya dialog dan hal-hal yang harus dilakukan oleh pemain. Berikut ini akan disajikan sejumlah contoh naskah drama komedi pendek dan tidak menghabiskan banyak waktu untuk dibaca. Mari perhatikan.

Contoh Naskah Drama Komedi 6 Orang

contoh naskah drama komedi 6 orang
contoh naskah drama komedi 6 orang

Contoh Drama komedi yang akan kami sajikan kali ini yakni menceritakan tentang kakek nenek yang pinginnya kayak masih muda terus hehe, pasti kamu akan ketawa-ketawa sendiri ketika baca naskah drama komedi yang satu ini.

Daripada penasaran mending langsung simak contoh naskah drama komedi yang dijamin lucu ini.

Naskah Drama Komedi #1

Masih Muda

Daftar Pemain:

  1. Suami
  2. Istri
  3. Pak Ahmad
  4. Pak Anang
  5. Bu Indah
  6. Kia

Pada suatu sore, sepasang suami istri yang telah berusia lanjut dan berkulit keriput duduk santai di depan rumahnya. Mereka hanya berdua, karena semua anaknya telah meninggalkannya untuk bekerja di kota. 

Suami : Mami, please buatin papi teh atau kopi dong, sekalian sama singkong rebusnya kalau masih ada ya.

Istri : Alah kamu ini, panggil mami segala. Tidak usahlah kebanyakan gaya. Kita sudah punya cucu dan menjadi kakek nenek. Malu.

Suami : Baiklah kalau begitu. Nek, bisa tolong buatkan kopi?

Istri : Astaga, sekarang kamu memanggil aku nenek. Memangnya aku sudah setua itu apa?

Suami : Bagaimana to? Tadi dipanggil mami tidak mau, sekarang dipanggil nenek malah marah. Terus maunya dipanggil apa?

Secara tidak sengaja, ada tetangga sebelah rumah yang bernama Pak Ahmad mendengar perdebatan kecil kakek dan nenek tersebut. Pak Ahmad yang seusia dengan anak kakek dan nenek itu pun ikut menimpali.

Pak Ahmad : Pak Anang dan Bu Anang selalu seperti ini ya. Bertengkar saja, bertingkah seperti anak muda yang masih pacaran saja.

Suami : Begitulah, Nak Ahmad. Maunya memang seperti itu biar awet muda. Tetapi apa daya, kondisi kulit memang tidak bisa membohongi usia.

Istri : Memang kenapa kulitnya, Pak?

Suami : Lah, kau tidak lihat apa. Ini kulitmu sudah kendur begitu (sambil menunjuk tangan istrinya)

Istri : Ih Bapak ini, kenapa jadi tangan Ibu yang dijadikan contoh.

Pak Ahmad : Kalau kulitnya sudah kendur begitu, sudah bisa disebut tua ya, Pak Anang? (sambil menahan senyum)

Istri : Begitu memang tingkahnya, Nak Ahmad. Berlagak muda saja. Padahal ya kalau mengangkat kursi kentutnya juga ikutan keluar.

Suami : Lah Ibu ini, kok malah menjelekkan Bapak di depan Nak Ahmad.

Istri : Bapak duluan yang mulai.

Obrolan mereka berhenti karena tiba-tiba anak sepasang suami istri tersebut datang, yaitu Pak Anang. Pak Anang datang bersama istrinya yang bernama Bu Indah serta anaknya yang bernama Kia. Mereka datang sambil membawa oleh-oleh.

Pak Anang, Bu Indah dan Kia : Assalamualaikum

Suami, Istri dan Pak Ahmad : Waalaikumsalam

Istri : Ya Allah, cucuku datang. Sini, Nak, Kia, sama nenek.

Pak Ahmad : Mengunjungi orang tua lagi kamu, Nang?

Pak Anang : Iya nih, Kia kangen sama kakek dan neneknya katanya.

Suami : Bagus ya, sudah berapa tahun kau tidak kemari menjenguk orang tuamu ini, Anang.

Kia : Kakek ini bagaimana. Baru 3 minggu yang lalu kami kemari. Kakek sudah pikun ya?

Istri : Biarkan saja, Kia, kakekmu memang sudah pikun. Bahkan, dia kadang lupa kalau sudah makan 5 kali dalam sehari.

Pak Anang : Wah, kalau sebanyak itu makannya, bisa-bisa bapak berubah jadi gendut kayak pemain sumo.

Bu Indah : Ya, kalau badan bapak seperti itu kasihan ibu. Nanti ibu jatuh begitu disenggol sedikit saja.

Istri : Kamu ini. Jangan salah. Begini-begini ibu masih sanggup melawan badan bapakmu yang sudah kayak apa tadi? Pemain sumo? Tenaga ibu masih banyak kayak anak muda.

Pak Ahmad : (menggeleng-gelengkan kepala) Suami istri renta ini sebenarnya sama saja. Sama-sama tidak mau mengalah dan sama-sama merasa masih muda. Padahal lihat saja kulitnya.

Nah gimana pendapat kamu tentang naskah drama komedi tentang kakek nenek di atas, lucu bukan. Jika kamu sedang mencari contoh naskah drama komedi 6 orang untuk praktek dengan teman sekelompokmu di sekolah, drama komedi kakek diatas sangat cocok untuk kamu pratekkan dengan teman-temanmu.

Namun masih ada lagi naskah drama komedi yang lebih menarik yang bisa kamu lihat di bawah ini.

Contoh Naskah Drama Komedi 4 Orang

contoh naskah drama komedi 4 orang
contoh naskah drama komedi 4 orang

Kali ini kebalikan dari yang sebelumnya yakni naskah drama komedi 4 anak muda yang super konyol, Contoh naskah drama komedi 4 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan.

Dijamin auto ngakak kalau baca naskah drama komedi yang satu ini. Yuk simak kekonyolan 4 anak muda di dalan drama komedi di bawah ini.

Naskah Drama Komedi #2

Capek Deh..

Daftar Pemain:

  1. Dian
  2. Dion
  3. Doni
  4. Dino

Di suatu siang yang sangat terik, ada 4 orang pemuda yang berkumpul di saung di tengah-tengah sawah. Keempat pemuda tersebut tampak kepanasan dan sesekali mereka mengipaskan tangannya ke wajahnya.

Dian : Panasnya. Nggak ada angin mampir lagi. Siang bolong begini kita enaknya ngapain ya? (mengusap keringat di dahi dan lehernya)

Dino : Baru tau aku kalau siang itu bolong. Emang bolongnya itu di sebelah mana?

Dion : Iya, lagian siang bolong itu juga aneh. Lah kalau siang ada bolongnya, malam ada bolongnya juga nggak?

Dino : Betul itu, malam bolong juga nggak pernah dengar aku. Dari mana sih kamu dapat kata-kata itu, Dian?

Dian : Nggak tau juga (sambil cengengesan). Pokoknya, kata siang bolong itu sering aja terdengar di telingaku. Ya udah, aku ikut-ikutan aja. Kali aja bisa bikin gaul gitu.

Doni : Oalah, modal ikut-ikutan gitu mana bisa bikin gaul. Kalau emang bisa, harusnya aku udah gaul dong, kerjaanku ikutin emak ke pasar melulu tiap hari.

Dino : Wihhh anak emak, anak yang baik.

Dion : Ya, kalau modal ikut-ikutan juga bisa bikin gaul, mending kamu ikut bapak saya saja.

Dian : Ikut ke mana memangnya?

Doni : Iya, kepo juga nih. Ikut bapak kamu ke mana?

Dion : Kan gini, kemarin itu bapak ngajakin aku ke mana gitu, aku nggak mau. Nah, buat gantinya, gimana kalau kamu yang ikut. Aku yang bilang sama bapak deh.

Dian : Lah, kau ini. Nyuruh ngikut bapakmu tapi nggak tahu mau diajak ke mana. Gimana sih.

Doni : Ya udahlah, Dion kalian dengerin. Pasti bakal bikin bingung lah dia.

Dino : (Menepuk jidat) Baru inget kalau sebaiknya omongannya si Dion nggak dianggep biar nggak puyeng.

Dian : Astaga, bener juga. Ya sudahlah, masak gara-gara aku ngomong siang bolong gitu kalian malah jadi ribut.

Dino : GR aja kamu itu. Kita dari tadi ini cuma ngobrol. Bukan ribut. Nggak ada perkelahian juga.

Dian : Iya, maksud aku, ya sudah jangan dibahas lagi ini.

Doni : Lah kan memang dewan perwakilan kita mau membahas Rancangan Undang-Undang nanti

Dion : Loh iya ta? Rancangan Undang-Undang yang mana? Undang-Undang soal pengucapan siang bolong?

Doni : Aduh kau ini (menjitak kepala Dion). Nggak ada hubungannya kali, dewan sama siang bolong. Lagian ngapain juga mereka bahas ginian

Dian : Eh tapi nggak salah loh, yang namanya dewan perwakilan itu kan wakilnya kita. Jadi ya wajar dong kalau mereka juga bahas apa yang kita bahas.

Dino : Hmm bener banget (sambil mengacungkan jempol).

Doni : Sudahlah kalian ini. Matahari udah mulai lengser tuh, aku tinggal dulu ya.

Dino : Mau kemana?

Doni : Males ngomong sama kalian, selalu nggak ada ujungnya.

Dian : Lah, kita di tengah sawah, ya pantes ajalah kalau nggak ada ujungnya.

Dion : Bener banget tuh.

Doni : Ya sudahlah, pokoknya intinya aku mau pergi dulu.

Dino : Lah mau pergi, kamu ini kayak nggak betah aja ada di dunia. Kita baru usia 20an bro, masak udah pengen koid aja.

Doni : Maksud aku, aku pulang dulu gitu.

Dian : Nah, ini nih. Harus dikoreksi nih. Kata-kata yang nggak bener gini. Kalau memang mau pulang ya bilang mau pulang dong. Jangan bilang mau pergi. Entar dikira udah nggak demen hidup kamu.

Doni : Ah terserah kau sajalah. Aku pulang dulu. Takut dicariin emak.

Dion : Ya sudah kalau begitu, kita juga pulang aja teman-teman. Nggak ada Doni nggak seru

Akhirnya, keempat pemuda itupun kembali ke rumahnya masing-masing.

Tentu masih banyak naskah drama lainnya dengan berbagai tema. Dari sini, sudah bisa dipahami bukan bahwa naskah drama itu mempunyai ciri khas, yaitu berbentuk dialog dan terdapat petunjuk adegannya. Kira-kira, Anda tertarik untuk membuat naskah untuk drama komedi juga?

Leave a Comment