Pakaian Adat Sumatera

Pakaian adat Sumatera – Indonesia terkenal dengan keberagamannya mulai dari suku, bahasa, agama, dan ras. Keberagaman tersebut juga berpengaruh terhadap keberagaman pakaian adat di Indonesia, salah satunya adalah pakaian adat Sumatera. Kamu pasti tahu kan bahwa hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki pakaian adat nya sendiri sebagai identitas provinsi tersebut. Berikut adalah pakaian adat dari beberapa provinsi di Sumatera.

Pakaian Adat Sumatera

A. Nanggroe Aceh Darussalam

Provinsi NAD memiliki keterkaitan yang kuat dengan Islam. Hal itu tentunya membawa pengaruh yang signifikan terhadap baju adat aceh. Baju adat aceh merupakan akulturasi dari beberapa budaya seperti Aceh, Melayu, Arab dan Tiongkok.

Peukayan Linto Baro merupakan baju adat aceh untuk laki-laki. Baju ini memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan dengan baju adat perempuan.. Peukayan Linto Baro dahulu digunakan pada masa kerajaan Samudera Pasai dan Perlak. Terdapat 3 komponen utama dalam baju adat ini.

1. Meukasah

Meukasah merupakan baju yang dibuat dengan cara ditenun. Baju ini umumnya menggunakan sutra sebagai bahan utama. Warna hitam mendominasi baju ini, dan terdapat tanda akulturasi kebudayaan Aceh dan Tiongkok. Akulturasi tersebut terletak di kerah baju berupa tenunan berwarna emas.

2. Sileuweu

Sileuweu merupakan celana panjang berwarna hitam yang juga dibuat dengan cara ditenun. Terdapat sulaman benang emas di beberapa bagian. Biasanya, penggunaan sileuweu akan dikombinasikan dengan penggunaan kain sarung pendek bernama Ija Sangket, Ija Krong, atau Ija Langugap. Panjang sarung umumnya tidak akan melebihi lutut kaki.

Rencong atau senjata tradisional Aceh akan diselipkan diantara sileuweu dan ija. Rencong memiliki ciri-ciri yaitu penutup yang dihiasi dengan emas, perak, atau permata. Awalnya, rencong seperti ini hanya digunakan oleh anggota kerajaan atau panglima perang dan rakyat biasa hanya menggunakan rencong dengan dari tanduk hewan. Namun saat ini, masyarakat bebas untuk menggunakan rencong tanpa harus menjadi anggota kerajaan dulu hehe.

3. Meukeutop

Meukeutop adalah penutup kepala pada baju adat ini. Penutup kepala ini berbentuk lonjong ditambah dengan lilitan kain yang bernama tengkulok. Meukeutop sangat menunjukkan pengaruh Islam dalam baju adat asal Aceh.

Pakaian adat Aceh untuk wanita bernama Peukayan Daro Baro. Daro Baro memiliki warna yang lebih bervariasi dibandingkan dengan baju laki-laki. Sama seperti Peukayan Linto Baro, Dato Baro memiliki 3 komponen utama.

1. Baju Kurung

Baju kurung merupakan akulturasi dari 3 adat sekaligus yaitu Melayu, Arab, dan Tiongkok. Baju ini memiliki ciri khas yaitu lengan panjang, longgar, dan panjang hamper sampai lutut. Ciri khas dari baju tersebut bertujuan untuk menutup aurat dari perempuan. Penggunaan baju kurung juga dikombinasikan dengan Ija Krong Sungket di pinggang.

2. Celana Cekak Musang

Celana Cekak Musang memiliki ciri yaitu panjang dan melebar. Warna celana cekak musang disesuaikan dengan warna dari baju kurung. Penggunaan celana cekak musang biasanya akan ditambahkan dengan pemakaian sarung tenun dengan panjang sampai ke lutut.

3. Perhiasan

Apabila laki-laki menggunakan rencong sebagai aksesoris, wanita penggunakan perhiasan berupa mahkota, anting-anting, dan kalung khas aceh. Kalung yang digunakan ini tentunya berbeda ya dengan kalung yang biasa kamu pakai sehari-hari.

B. Sumatera Utara

Provinsi dengan ibukota provinsi Medan ini terkenal memiliki banyak suku. Dimana mayoritas berasal dari suku Batak Toba dan Batak Mandailing. Kedua suku tersebut memiliki baju adat yang berbeda tetapi masih memiliki banyak kesamaan dimana warna hitam cukup mendominasi baju adat.

1. Batak Mandailing

Baju adat Batak Mandailing memiliki warna utama yaitu merah, emas, dan hitam. Baju yang dipakai bernama baju godang dengan ikat pinggang berwarna emas. Senjata adat yang bernama bobat, diselipkan di pinggang dan pria akan mengenakan penutup kepala dengan warna hitam atau emas.

Perempuan juga menggunakan penutup kepala berwarna emas. Baju yang dipakai memiliki kemiripan dengan baju Aceh yaitu baju kurung. Perempuan akan mengenakan ikat pinggang berwarna emas yang disisipi dua buah bobat di pinggang. Kain songket digunakan sebagai bawahan untuk baju adat Batak Mandailing.

2. Batak Toba

Batak Toba terkenal dengan kain tenunnya yang mendunia. Kain tenun ini juga digunakan sebagai baju adat khas Batak Toba. Warna baju yang digunakan umumnya berwarna merah dan hitam. Berbeda dengan Batak Mandailing, penutup kepala hanya digunakan oleh kaum laki-laki saja.

C. Sumatera Barat

Baju adat dari provinsi ini didominasi warna hitam dan merah. Baju adat dari Minang berbeda antara pengantin, laki-laki yang dituakan, dan wanita yang sudah menikah. Berbeda dengan Batak Toba, baik laki-laki maupun perempuan yang menggunakan baju adat Sumbar, sama-sama mengenakan penutup kepala.

1. Baju adat pria

Umumnya baju pria menggunakan baju penghulu dengan warna hitam atau merah. Kain berwarna senada disampirkan di bahu. Kain tersebut dinamakan sasapiang. Di pinggang, terdapat 2 macam kain yaitu cawek dan sandang. Cawek merupakan kain kecill yang diikatkan di pinggang sedangkan sandang adalah kain sejenis sarung yang panjangnya tidak melebihi lutut.

Sama seperti baju adat pada umumnya, baju adat pria Sumatera Barat juga menggunakan keris yang diletakkan di pinggang. Penggunaan keris di pinggang ternyata bermakna sebagai penunjuk jalan. Penutup yang dikenakan berwarna hitam. Pada bagian kerah leher, ujung lengan, dan bahu di baju penghulu diberikan bordir dengan menggunakan benang emas.

2. Baju adat wanita

Baju adat yang dikenakan oleh perempuan memiliki warna yang lebih beragam seperti merah, kuning, dan biru. Limpapeh rumah dan gadang memiliki arti tiang tengah di dalam rumah gadang. Limpapeh melambangkan peran ibu yang sangat krusial di dalam keluarga.

Baju yang dipakai bernama baju batabue dengan selendang yang bernama salempang yang disampirkan di atas baju batabue. Penutup kepala yang digunakan memiliki bentuk yang unik yaitu menyerupai atap rumah gadang. Selain itu, sarung atau lambak yang merupakan kain songket digunakan sebagai bawahan yang memanjang sampai kaki. Aksesoris yang dipakai meliputi dukuah (kalung), cincin, dan galang (gelang).

D. Bengkulu

Salah satu pakaian adat Sumatera ini bisa dibilang pakaian adat yang paling sederhana dan modern. Pakaian yang dikenakan oleh laki-laki didominasi warna hitam atau biru gelap, sedangkan perempuan menggunakan warna merah dan emas.

1. Baju adat pria

Baju adat Bengkulu terdiri dari penutup kepala, jas, sarung, celana panjang, sepatu, serta keris. Penutup kepala yang digunakan berbentuk segitiga dan meruncing keatas. Baju yang digunakan yaitu setelan jas yang berwarna gelap. Sarung yang disematkan memiliki warna yang senada dengan ikat kepala. Panjang sarung umumnya tidak melebihi lutut.

Sedangkan baju adat pria dari Bengkulu yang digunakan untuk pernikahan cukup banyak komponennya. Warna pada baju adat ini didominasi merah, biru, dan emas. Kain beludru digunakan sebagai bahan utama untuk baju dan celana dan dihiasi dengan bordir emas. Sarung songket juga digunakan dengan panjang tidak melebihi lutut. Pengantin pria juga mengenakan banyak aksesoris mulai dari mahkota, kalung bersusun, dan keris.

2. Baju adat wanita

Baju adat Bengkulu yang digunakan oleh perempuan meliputi baju kurung, kain songket, dan beberapa aksesoris lainnya. Warna baju asal Bengkulu ini umumnya adalah merah atau warna cerah lainnya. Bahan yang digunakan juga sama dengan baju pria yaitu beludru.

Untuk baju pengantin wanita, warna yang biasanya digunakan adalah merah atau biru gelap. Pada dasarnya, baju pengantin dan baju adat biasa tidak terdapat banyak perbedaaan, hanya pada baju pengantin, lebihbanyak digunakan aksen emas. Perhiasan yang digunakan juga lebih beragam meliputi kalung susun, mahkota, dan penutup badan dengan warna emas.

Contoh-contoh pakaian adat Sumatera itu tentunya menunjukkan bahwa Indonesia sangat beragam bukan? Kita sebagai warga negara yang baik tentunya wajib melestarikan warisan bangsa dengan secara bangga mengenakan baju adat di berbagai acara.

Leave a Comment