Pengertian Frasa Adalah? Berikut Ciri, Jenis dan Contohnya

Apa itu frasa? Mungkin tidak asing, namun tahukah kamu apa yang dimaksud dengan frasa? Sebelum kita bahas tentang pengertian frasa, ciri-ciri frasa, jenis-jenis frasa dan segala hal terkait dengan frasa. “Para hadirin dipersilakan mengambil tempat duduk yang telah disediakan.” Begitu kalimat yang biasa diucapkan seorang pemandu acara. Apabila kita melihat lebih seksama, kalimat tersebut tersusun dari beberapa kata, frasa, dan klausa.

Kalimat di atas memiliki 9 kata dan 2 klausa, yaitu “Para hadirin dipersilakan,” dan “mengambil tempat duduk yang telah disediakan.” Serta terdapat setidaknya tiga frasa yang jelas terlihat pada, “Para hadirin”, “tempat duduk”, dan “telah disediakan”.

Dalam artikel ini, secara khusus kita akan lebih menitik beratkan pada pembahasan mengenai frasa secara lebih mendalam. Sebagai pemanasan untuk mengetahui apa itu frasa, yuk simak pengertian frasa di bawah ini.

Pengertian Frasa

pengertian frasa
pengertian frasa

Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan frasa?

Setiap bahasa dari budaya mana saja mengenal tentang frasa. Arti frasa menurut situs resmi KBBI Kemendikbud RI dijelaskan bahwa pengertian frasa adalah gabungan antara dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Nonpredikatif berarti tidak berkaitan dengan predikat atau kata kerja.

Definisi frasa tersebut juga didukung oleh pendapat beberapa ahli. Ramlan (2011) mengutarakan bahwa pengertian frasa adalah satuan gramatik yang terdiri atas dua kata atau lebih dan tidak melampaui batas fungsi atau jabatan. Gramatik berarti memiliki makna yang bisa berubah menurut konteksnya.

Sementara itu, definisi frasa menurut Chaer yaitu sebagai satuan yang terdiri dari dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat, baik itu subjek, predikat, objek, maupun keterangan, dan bersifat nonpredikatif.

Berdasarkan dari beberapa definisi frasa di atas, kita bisa menarik kesimpulan bahwa pengertian frasa adalah gabungan antara dua kata atau lebih yang dapat berfungsi sebagai salah satu unsur kalimat, tidak terikat susunan subjek-predikat, dan bisa bermakna baru sesuai konteks.

Ciri-Ciri Frasa

ciri-ciri frasa
ciri-ciri frasa

Sebuah frasa tidak mungkin bisa disebut sebagai kalimat sempurna. Namun, frasa mampu berperan sebagai salah satu fungsi dalam kalimat. Sejumlah definisi frasa tadi juga menyiratkan ciri-ciri frasa secara umum, yaitu sebagai berikut.

[su_box title=”Sebutkan ciri-ciri frasa?” box_color=”#020202″]

  • Frasa terbentuk gabungan dua kata atau lebih.
  • Frasa menduduki fungsi gramatikal dalam kalimat, yakni dapat menjadi subjek, predikat, objek, keterangan, atau pelengkap.
  • Gabungan dua kata atau lebih dalam frasa pun dapat memiliki makna yang baru.
  • Ciri Frasa adalah sifatnya yang nonpredikatif.
  • Sebuah frasa dapat berperan sebagai predikat dalam suatu kalimat. Meski demikian, satuan bahasa ini tidak memunyai predikat seperti yang terdapat dalam sebuah kalimat sempurna.[/su_box]

Banyak yang beranggapan bahwa frasa begitu mirip dengan kata majemuk. Namun, jika diteliti, frasa dan kata majemuk memiliki sejumlah perbedaan, terutama dalam hal struktur, penggunaan morfem, dan pembentukan maknanya.

Struktur frasa dapat berubah-ubah sesuai kebutuhan, morfem dapat dipakai bebas dan boleh diulang-ulang, serta tidak menimbulkan makna baru. Sedangkan kata majemuk memiliki ciri khas yang berkebalikan dengan sifat-sifat frasa tersebut.

[su_heading size=”23″]Jenis-Jenis Frasa[/su_heading]

Jenis Frasa berdasarkan fungsi Unsur pembentuknya

Jika dilihat berdasarkan fungsinya, maka terdapat 2 jenis frasa yang harus kamu ketahui yaitu frasa endosentris dan eksosentris. Adapun penjelasannya dapat kamu simak sebagai berikut.

1. Frasa Endosentris

Frasa endosentris adalah jenis frasa yang salah satu unsur dari keduanya merupakan unsur inti atau pusat.

[su_box title=”Contoh frasa endosentris :” box_color=”#020202″]

  • Kuda Putih
  • Anak Unta
  • Sudah selesai
  • Tiga orang[/su_box]

Adapun macam-macam frasa endosentris dibagi menjadii 3 macam yaitu frasa atribut, frasa apositif, frasa koordinatif.

1. Frasa atribut

Frasa atribut adalah jenis frasa endosentris yang unsur pembentukannya menggunakan diterangkan dan menerangkan atau menerangkan dan diterangkan.

[su_box title=”Contoh frasa atribut :” box_color=”#020202″]

  • Ayah kandung (diterangkan dan menerangkan)
  • Seekor nyamuk ( menerangkan dan diterangkan)[/su_box]
2. Frasa apositif

frasa apositif adalah jenis frasa yang salah satu dalam unsur pembentukannya itu dapat/bisa digunakan sebagai pengganti dari unsur inti.

[su_box title=”Contoh frasa apositif” box_color=”#020202″]
Sinta, putri Pak Badrun, berhasil menjadi polwan[/su_box]

3. Frasa koordinatif

Frasa koordinatif adalah jenis frasa yang unsur-unsur pembentukannya itu memiliki peran ialah sebagai unsur inti.

[su_box title=”Contoh frasa koordinatif :” box_color=”#020202″]

  • Kakek nenek
  • Warta berita
  • Tua muda[/su_box]

2. Frasa Eksosentris

Frasa eksosentris adalah jenis frasa yang pada salah satu unsurnya itu merupakan kata tugas.

[su_box title=”Contoh frasa eksosentris :” box_color=”#020202″]

  • Kepada ayah
  • Dari Solo
  • Di rumah
  • Pada hari[/su_box]

Kategori Frasa

jenis frasa
jenis-jenis frasa

Dalam penggunaannya, frasa masih dibedakan lagi dalam beberapa jenis. Jika jenis frasa endosentris dan eksosentris menyoroti keberadaan unsur pusat dalam sebuah frasa. Maka berdasarkan kata yang menjadi unsur pusatnya jenis-jenis frasa terbagi menjadi 6 kategori.

[su_box title=”6 Kategori jenis frasa” box_color=”#020202″]

1. Frasa Nomina

Frasa Nomina adalah salah satu jenis frasa yang menggunakan kata nomina sebagai unsur pusatnya. Nomina sendiri merupakan kelas kata yang tidak dapat berubah menjadi negatif atau dibubuhi kata ‘tidak’. Umumnya adalah kata benda yang bisa berfungsi sebagai subjek atau objek.

Untuk mengenal penggunaan frasa nomina, silakan cermati kalimat berikut: Mahasiswa baru sedang menjalani kegiatan orientasi; dan, Gedung sekolah kami terbakar semalam. Dalam kalimat-kalimat tersebut, frasa nomina terdapat pada kata yang dicetak miring.

2. Frasa Verba

Frasa verba tentu saja memiliki unsur pusat berupa kata verba atau kata kerja, kata yang menggambarkan proses, kegiatan, perbuatan, atau keadaan. Dalam praktiknya, frasa verba dapat diawali dengan kata hubung, seperti ‘sedang’ dan ‘sudah’.

Contoh kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai unsur pusatnya:

  • Presiden Jokowi sedang berkunjung ke Papua untuk melakukan inspeksi.
  • Adik belajar membaca sejak usia empat tahun.

Kata-kata bercetak miring dalam kalimat di atas merupakan contoh frasa verba. Pada contoh tersebut, frasa verba menduduki fungsi predikat dalam kalimat sempurna, seperti penggunaan frasa verba yang banyak diketahui.

3. Frasa Adjektiva

Adjektiva adalah salah satu jenis frasa yang menerangkan nomina atau kata benda. Sedangkan frasa adjektiva terbentuk dari gabungan antara dua kata sifat atau lebih. Bisa juga dengan penambahan kata sifat di awal atau akhir, seperti ‘sangat’, ‘sekali’, ‘lebih’, atau awalan ‘ter-’.

Berikut dua contoh kalimat yang memiliki unsur frasa adjektiva di dalamnya:

  • Kita sangat beruntung karena hidup di negeri dengan hasil bumi yang melimpah ruah.
  • Badannya terlalu kurus sehingga dia tampak lesu sekali.

4. Frasa Numeralia

Unsur pusat pada frasa numeralia menjelaskan mengenai jumlah tertentu. Bisa merupakan sebuah bilangan atau kata lain yang menunjukkan kuantitas. Frasa numeralia umumnya juga mendapatkan penambahan kata bantu, seperti ‘buah’, ‘orang’, atau satuan bilangan khusus.

Penggunaan frasa adjektiva lebih lanjut bisa dilihat dalam dua contoh kalimat berikut:

  • Perjalanan sejauh dua ratus kilometer itu ditempuh dalam waktu tiga jam saja.
  • Lima ekor sapi dikorbankan pada peringatan Hari Raya Iduladha tahun ini.

5. Frasa Preposisi

Preposisi adalah kata depan. Frasa preposisi adalah salah satu jenis frasa yang diawali dengan kata depan yang menjadi indikator, bisa pula dengan diikuti kata penanda. Seperti pada contoh-contoh berikut ini:

  • Perusahaan otomotif tersebut memusatkan kegiatan produksinya di daerah Tangerang.
  • Ayah bekerja keras untuk keluarga yang dicintainya.
  • Rak buku yang kuhadiahkan kepada Nisa terbuat dari kayu berkualitas.

6. Frasa Konjungsi

Frasa konjungsi adalah satuan bahasa yang menggunakan kata penghubung untuk menerangkan suatu keadaan. Frasa konjungsi hampir mirip dengan frasa verba, hanya saja tidak dapat berkedudukan sebagai predikat dalam sebuah kalimat.

Contoh penggunaan frasa konjungsi dapat dilihat dalam dua kalimat di bawah ini:

  • Dia terus berlari tanpa memedulikan kaki kirinya yang terluka.
  • Kemampuan penglihatannya mulai menurun ketika matahari terbenam.[/su_box]

Kelas Frasa

kelas frasa
kelas frasa

Selain menurut unsur pusatnya, jenis frasa juga terbagi dalam kelas-kelas berdasarkan kedudukannya. Terdapat dua jenis kelas frasa, yakni frasa setara dan frasa setara bertingkat. Perbedaan frasa setara dan frasa setara bertingkat terletak pada penggunaan kata-kata yang membentuk makna baru di dalamnya.

[su_box title=”2 jenis Kelas frasa” box_color=”#020202″]

1. Frasa Setara

Frasa setara menggabungkan dua kata, di mana masing-masing berkedudukan setingkat dan sama-sama harus diterangkan (D). Ini berarti bahwa dua kata dalam frasa setara tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya sama-sama penting.

Simak contoh frasa setara berikut untuk lebih jelasnya:

  • Kamar hotel ini hanya dikhususkan bagi tamu suami istri.
  • Pemain klub Arsenal tersebut kerap keluar masuk rumah sakit akibat sering cedera.

2. Frasa Setara Bertingkat

Frasa setara bertingkat bisa juga disingkat penyebutannya menjadi frasa bertingkat. Kelas frasa ini memiliki dua atau lebih unsur kata yang kedudukannya tidak setara. Unsur kata dalam frasa bertingkat bersifat Diterangkan (D) dan Menerangkan (M).

Berikut contoh kalimat yang mengandung frasa setara bertingkat:

  • Putra mengisi kolom-kolom dalam formulir dengan huruf kapital.
  • Pelaku perampokan bank telah diamankan oleh aparat penegak hukum.[/su_box]

Jenis Frasa Berdasarkan kesatuan

Adapun jenis frasa berdasarkan kesatuan makna yang terkandung dalam unsur-unsur pembentukannya frasa dapat dibagi menjadi 3 yaitu frasa biasa, frasa idiomatik dan frasa ambigu. Yuk simak penjelasannya dibawah ini:

1. Frasa biasa

Frasa biasa adalah frasa yang mempunyai makna sebenarnya.

Contoh frasa biasa : Ibu membeli sayur bayam

2. Frasa idiomatik

Frasa idiomatik adalah frasa yang memiliki makna baru atau makna yang bukan sebenarnya (denotasi).

Contoh frasa idiomatik : Orang tua saya pergi ke luar kota

3. Frasa ambigu

Frasa ambigu adalah frasa yang mempunyai dua makna atau ganda dalam suatu kalimat.

Contoh frasa ambigu : tangan panjang

Dalam contoh tangan panjang diatas bisa diartikan bahwa tangan yang panjang itu adalah orang yang suka mencuri.

Demikianlah penjelasan singkat mengenai frasa dalam bahasa Indonesia. Mudah-mudahan penjelasan materi frasa yang lengkap mulai dari pengertian frasa, ciri-ciri frasa, pembagian jenis-jenis frasa berdasarkan kategori dan kelasnnya beserta contoh-contoh frasa. Melalui pembahasan ini, diharapkan pembaca dapat memahami apa itu frasa serta mengetahui penggunaan frasa dalam berucap dan merangkai kalimat secara efektif. Semoga bermanfaat.

Leave a Comment